Jumat 11 Mar 2016 12:43 WIB

Data Stok Beras Dinilai tak Sesuai Fakta

Rep: C32/ Red: Nur Aini
Stok beras di gudang Bulog Divre Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Stok beras di gudang Bulog Divre Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Asosiasi Bank Benih dan teknologi Tani Indonesia (AB2TI) menganggap ada keanehan terhadap harga beras yang masih tinggi namun harga gabah di petani masih rendah. Hal tersebut dianggap tidak sesuai dan dinilai ada permasalahan dengan stok beras.

“Ada masalah di stok beras kita yang tidak memadai sehingga harga beras tetap stabil tinggi meskipun harga gabah di tingkat petani rendah,” kata Ketua Umum AB2TI Dwi Andreas Santosa kepada Republika.co.id, Jumat (11/3).

Guru besar Institut Ilmu Pertanian bogor (IPB) itu menyatakan, permasalahan stok tersebut memperlihatkan masih adanya kelangkaan beras di pasaran. Untuk itu, kata dia, harga beras cenderung tinggi bahkan meningkat.

“Kalau sesuai klaim pemerintah yang menyatakan produksi beras 2015 surplus harusnya harga beras bisa jatuh di bawah Rp 4.000,” ungkap Dwi. Pada kenyataanya, kata Dwi, di beberapa daerah masih ada beras mencapai Rp 11 ribu per kg.

Dwi meminta pemerintah yang paling utama bisa menangani soal data produksi beras karena menurutnya tidak sesuai dengan faktanya. Dia menilai, ketika data tidak benar maka prediksi juga akan kacau dan kebijakan yang diambil akan salah.

“Ketika bersikukuh terjadi surplus begitu besar lalu pemerintah nggak melakukan apa-apa wong surplus kan. Tapi kalau kenyataan yang ada bukan surplus bagaimana? Harga beras masih tinggi,” jelas Dwi.

Dwi menyatakan, AB2TI melakukan penghitungan dari banyak prediksi justru menemukan stok beras nasional tidak hanya dari Bulog sudah turun lagi sekitar 1 juta ton tahun ini. Dengan begitu, dia menilai sutuasi perberasan Indonesia relatif langka dan mengalami kekurangan.

“Untuk itu harga tidak bisa ditekan turun apapun yang dilakukan pemerintah,” tutur Dwi. Dwi menganggap operasi pasar yang dilakukan pemerintah tidak akan membuat harga beras bergeming namun tetap cenderung meningkat.

Baca juga: Jokowi Pertanyakan Serapan Bulog Minim Saat Panen

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement