Rabu 09 Mar 2016 17:45 WIB

Budidaya Udang Windu akan Diperbesar

Rep: Debbie Sutrisno‎/ Red: Nur Aini
Udang windu (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Dhedez Anggara
Udang windu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pasar udang windu dinilai masih memiliki potensi besar. Karena itu, budidaya udang windu akan ditingkatkan.

‎"Udang Windu merupakan udang asli Indonesi yang harus dikembangkan. Produksinya memang masih kalah dibandingkan udang Vaname. Tapi pasar untuk udang Windu masih terbuka lebar. Maka perlu dukungan dengan ketersediaan Induk dan benik yang kontinyu," kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, di sela-sela kunjungan kerjanya di Kab. Kutai Kartanagera, Kalimantan Timur, melalui siaran pers, Rabu (9/3).

Slamet menjelaskan, dalam kurun waktu lima tahun sejak 2010 sampai 2014, produksi udang windu mengalami peningkatan produksi sebesar 4,81 persen. Dari 125.519 ton pada tahun 2010, menjadi 131.809 ton pada 2014. Sedangkan produksi di 2015 bertambah mencapai 201.312 ton, atau 20 persen dari total produksi udang nasional.

Menurut Slamet, ‎ produksi udang windu sebagian besar di sumbang dari budidaya dengan sistem tradisional hingga tradisional plus. Seperti halnya yang dilakukan di Provinsi Kalimantan Timur ini. Cara budidaya dengan sistem ini lebih baik karena selaras dengan keberlanjutan. Ke depan, KKP akan memberikan dukungan dengan  membenahi saluran irigasi di tambak-tambak tradisional tersebut sehingga kontinyuitas produksi udang windu di wilayah Kutai Kartanegara dapat terwujud‎. Bahkan Kalimantan Timur (Kaltim) sendiri merupakan salah satu provinsi yang menjadi sentra produksi udang windu nasional. Karena, potensi Kalitim cukup besar‎ dalam pengembangan udang Windu.

Slamet menuturkan, saat ini yang perlu di tekankan adalah budidaya udang windu dengan memperhatikan keberlanjutan baik keberlanjutan lingkungan maupun keberlanjutan usaha. ‎ Dua hal ini harus berjalan beriringan, menuju kejayaan udang windu seperti pada tahun 90an.

"Pemerintah mendukung dengan penyiapan induk unggul dan benih bermutu, yang diproduksi oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) seperti di BBPBAP Jepara dan juga BPBAP Takalar”, paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement