Selasa 08 Mar 2016 17:58 WIB

Ikut Pameran di AS, Susi Ingin Keran Ekspor Perikanan Makin Terbuka

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
Foto: VOA
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keikutsertaan Indonesia dalam Pameran Seafood Amerika Utara (SENA) 2016 diyakini menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk memperluas pasar ekspor perikanan ke berbagai belahan dunia. Namun syaratnya, produk seafood Indonesia harus menerapkan tata kelola yang lebih bertanggung jawab, karena hal itu menjadi tuntutan dunia.

Hal itu diutarakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat membuka Paviliun Indonesia di Seafood Expo North America (SENA), Boston, Amerika Serikat. Susi menjelaskan, dengan cara tersebut industri perikanan Indonesia akan bisa memanfaatkan pasar dunia yang besar dan terbuka lebar.

Sebanyak 16 perusahaan perikanan mengisi Paviliun Indonesia pada pameran yang dihelat tanggal 6-8 Maret 2016 di Boston Exhibition and Convention Center tersebut.

"Saya berharap seafood expo ini bisa memberikan masukan yang besar untuk perikanan Indonesia, terutama pemain-pemain (pengusaha perikanan) lebih handal dan compliance," ujar Susi, Selasa (8/3).

Ia juga mengatakan, potensi Indonesia sangat besar, baik dalam kualitas maupun kuantitas. Selain itu, saat ini pasar dunia menyukai produk perikanan Indonesia. Oleh karena itu, industri perikanan Indonesia sudah seharusnya memastikan tata kelola yang memperhatikan tiga hal, yakni keberlanjutan.berperikemanusiaan, dan juga ramah lingkungan.

Meski peluang ekspor produk kelautan bagi pengusaha Indonesia bagus, namun masih ada kendala yang harus dihadapi. Tapi Susi menilai, persoalan itu pasti dapat diselesaikan oleh masyarakat perikanan Indonesia.

Saat ini, pemerintah AS sedang menyiapkan rancangan undang-undang yang mengharuskan nelayan menjelaskan dari lokasi mana ikan ditangkap, kapal apa yang digunakan, dan tipe jaring yang dipakai. Bahkan nelayan diharuskan menjelaskan proses pengolahan yang dilakukan.

Menurut Susi, para pelaku perikanan Indonesia harus mengikuti aturan yang bukan hanya berlaku di AS, tetapi di seluruh dunia. Hal ini dilakukan agar produk perikanan Indoenesia, dapat memasuki seluruh pasar dunia.

Dalam kesempatan tersebut, Susi juga memberi pujian kepada nelayan dalam negeri. Menurutnya saat ini, nelayan sudah mulai memperhatikan tata kelola yang lebih baik. "Ini sesuai dengan semangat Nawa Cita di mana nelayan punya kesempatan untuk menangkap ikan," imbuhnya.

Pada 2015, ekspor ikan dan seafood Indonesia ke AS menempati peringkat keempat setelah Kanada, Tiongkok, dan India dengan nilai 1,15 miliar dolar AS. Sementara untuk produk olahannya, ekspor Indonesia masih sekitar 523 ribu dolar AS. Angka ini akan mengejar ketertinggalan Indonesia pada Thailand yang ekspornya mencapai 925 ribu dolar AS.

"Saya berharap Indonesia bisa meningkatkan eskpornya lebih besar lagi dan menjadi importir seafood yang diperhitungkan dunia," ujar Susi.

SENA merupakan ajang prestisius yang mempertemukan para pemasok produk perikanan dan pembeli dalam setiap kategori pasar termasuk restoran, jasa makana, importir, dan industri pengolahan disetiap tahunya. Tahun ini diikuti oleh sebanyak 46 negara, diantaranya Cina, Islandia, Irlandia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, dan lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement