Senin 07 Mar 2016 14:29 WIB

Jokowi Nilai Pakistan Pasar Potensial bagi Indonesia

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Nur Aini
Presiden RI Joko Widodo (kedua kanan) berbincang dengan Presiden Pakistan Mamnoon Husein (kiri) seusai pertemuan bilateral saat KTT Luar Biasa ke-5 OKI di JCC, Jakarta, Senin (7/3).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Presiden RI Joko Widodo (kedua kanan) berbincang dengan Presiden Pakistan Mamnoon Husein (kiri) seusai pertemuan bilateral saat KTT Luar Biasa ke-5 OKI di JCC, Jakarta, Senin (7/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Pakistan Mamnoon Hussain dalam sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa ke-5 Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (7/3). Dalam pertemuan ini, kedua kepala negara tersebut membahas peningkatan kerja sama di bidang ekonomi hingga pemberantasan terorisme.

Di bidang ekonomi, kata Jokowi, Indonesia dan Pakistan sepakat meningkatkan kerja sama perdagangan. Jokowi mengatakan, perdagangan dengan Pakistan harus digarap lebih serius karena merupakan pasar yang sangat besar karena memiliki penduduk mencapai 200 juta.

"Nilai perdagangan kita ke Pakistan sudah melampaui 2 miliar dolar AS, ini masih di bawah potensi, masih banyak peluang di sana," kata Jokowi dalam keterangan pers seusai pertemuan seperti disampaikan Tim ‎Komunikasi Presiden.

Jokowi mengatakan dirinya juga diundang untuk datang ke Pakistan untuk melihat dan membicarakan lebih dalam lagi mengenai peningkatan kerja sama perdagangan.

"Pakistan mengundang kita untuk meningkatkan perdagangan," ujar Jokowi.

Dalam kesempatan ini, kata Jokowi, Indonesia dan Pakistan juga sepakat mendorong negara Islam membantu perdamaian di Palestina dan juga timur tengah.  "Selain itu juga meningkatkan kerja sama di bidang counter terorism," ucap Jokowi. 

Baca juga: Pakistan Undang Indonesia Garap Potensi Ekonomi di Negaranya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement