Rabu 02 Mar 2016 17:29 WIB

200 Perusahaan Mulai Realisasikan Investasi di Indonesia

Rep: Rizki Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Kepala BKPM Franky Sibarani (kiri), Deputi Bid Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal M Azhar Lubis (kanan) berbicara saat Realisasi Investasi 2015 di Jakarta, Kamis (21/1).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Kepala BKPM Franky Sibarani (kiri), Deputi Bid Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal M Azhar Lubis (kanan) berbicara saat Realisasi Investasi 2015 di Jakarta, Kamis (21/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan sebanyak 200 perusahaan dalam tahap konstruksi sepanjang 2015 mulai merealisasikan investasinya. Proyek-proyek yang telah direalisasikan dalam daftar tersebut mencapai Rp 264,7 triliun atau 51,4 persen dari total rencana investasi 200 perusahaan itu yang mencapai Rp 512,6 triliun.

Franky menjelaskan proyek tersebut terdiri dari bidang industri, pembangkit tenaga listrik, dan real estate. Menurutnya, capaian realisasi investasi tersebut menunjukkan bahwa investasi di Indonesia masih tetap positif di tengah terjadinya perlambatan ekonomi global. Selain itu, pengawalan proyek investasi yang sedang konstruksi ini juga dapat mendorong pencapaian target realisasi 2016 yakni sebesar Rp 594,8 triliun.

“Setelah kami bertemu dan berbicara langsung dengan para investor, mereka menyampaikan bahwa Indonesia tetap menjadi lokasi penting untuk melakukan investasi,” ujar Franky di Jakarta, Rabu (2/3).

Franky menambahkan, dari 200 proyek investasi yang sedang dikawal sebanyak 59 proyek diantaranya sudah selesai konstruksi dan siap untuk memulai produksi dengan nilai investasi sebesar Rp 108 triliun dan menyerap 14.679 tenaga kerja. Dari jumlah tersebut sebanyak 33 proyek berada di luar Jawa dan 26 proyek di Pulau Jawa.

Sementara itu, sebanyak 141 proyek lainnya masih melanjutkan proses konstruksi dan yang sudah direalisasikan sebesar Rp. 157 triliun dan diproyeksikan dapat menyerap tenaga kerja langsung sebesar 65.012 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 70 proyek yang sedang konstruksi berada di luar Jawa dan 71 lainnya ada di Pulau Jawa.

Franky menjelaskan, realisasi investasi dari 200 perusahaan tersebut memiliki potensi nilai subtitusi impor sebesar 634 juta dolar AS dan nilai ekspor sebesar 15,2 miliar dolar AS. Dari 59 perusahaan yang sudah selesai konstruksi dan siap produksi, ada potensi nilai subtitusi impor mencapai 453 juta dolar AS dan potensi nilai ekspor sebesar 7,1 miliar dolar AS. Sedangkan, potensi nilai subtitusi impor dari 141 perusahaan yang masih dalam tahap konstruksi yakni sebesar 181 juta dolar AS dan potensi nilai ekspor sebesar 8,1 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement