REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil mendukung rencana pembentukkan tim dari pemerintah untuk menurukan suku bunga kredit, salah satu tujuannya untuk menggairahkan kegiatan ekonomi, terutama sektor riil.
Sofyan mengatakan penurunan bunga kredit sudah ditunggu-tunggu oleh pelaku usaha. Selama ini, pelaku usaha cukup terbebani dengan bunga kredit yang mencapai dua digit, sehingga sulit mengembangkan usaha dan daya saing. "Di ASEAN itu rata-rata sudah satu digit. Jepang malah bunga negatif. Tren dunia sekarang juga, bunga kredit sudah turun," kata dia di Jakarta, Jumat (19/2).
Maka itu, Sofyan mendukung jika pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan efisiensi perbankan, terutama dalam fungsi intermediasi ke masyarakat. Pemerintah masih akan melakukan rapat lanjutan untuk mengeluarkan langkah-langkah efisiensi perbankan.
Salah satu langkah itu adalah membuat komitmen BUMN dan pemerintah, sebagai deposan "kakap" perbankan, agar tidak meminta bunga simpanan deposito yang tinggi. "Berapa tingkat bunga yang pas setelah suku bunga BI turun. Ini yang masih dibahas," kata Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo.
Selain meminta deposan dari BUMN, Mardiasmo mengatakan, pemerintah juga meminta bank-bank BUMN untuk bisa merendahkan suku bunga pinjaman. Pemerintah akan menetapkan batas bunga deposito dana BUMN di perbankan, dengan acuan sedikit lebih tinggi dari laju inflasi.
Baca juga: Pemerintah Buka Peluang Penurunan Bunga KUR