Kamis 18 Feb 2016 18:36 WIB

Venezuela Devaluasi Mata Uang

Rep: Gita Amanda/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi devaluasi
Ilustrasi devaluasi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengambil langkah kontroversial dalam upaya menopang perekonomian negara tersebut. Maduro untuk pertama kalinya dalam 20 tahun akhirnya menaikkan harga minyak dan mendevaluasi mata uang.

baca juga Harga BBM Venezuela Naik Drastis Setelah 20 Tahun

Maduro mengatakan harga bahan bakar baru akan membantu mendukung program-program sosial seperti perumahan, pelayanan kesehatan dan pendidikan, yang telah memenangkan pendahulunya, Hugo Chavez. Ia berharap langkah-langkah yang diambilnya 'akan dipahami oleh warga di jalan'.

Kekhawatirannya mengacu pada 1989, saat kenaikan harga bahan bakar memicu gelombang kekerasan yang dikenal sebagai "Caracazo". Saat itu kerusuhan menewaskan ratusan orang. Mengantisipasi itu, Maduro juga mengumumkan peningkatan 20 persen untuk upah minimum negara, berlaku mulai 1 Maret.

Maduro juga mendevaluasi mata uangnya dalam upaya mengatasi masalah perekeonomian Venezuela. Devaluasi diharapkan dapat menekan biaya impor untuk makanan dan medis. Rencananya mata uang akan melemah dari 6,3 bolivars per dolar Amerika Serikat menjadi 10 bolivars.

Sebelumnya analis Wall Street mengatakan, Venezuela perlu melakukan devaluasi mata uang yang tajam, memotong belanja dan menaikkan harga BBM serta listrik untuk menghindari krisis ekonomi lebih lanjut. Namun para analis lokal mengatakan perubahan yang diumumkan Maduro belum cukup membantu.

Analis Luis Vicente Leon mengatakan, langkah-langkah yang diambil Maduro mirip menempatkan 'garam truffle pada steak busuk'. Ia mengatakan pemerintah akan terus menerus menyesuaikan harga bahan bakar sehingga dampaknya tak akan dihancurkan oleh inflasi, yang pada 2015 telah mencapai 140 persen. Ia menambahkan perubahan pada sistem nilai tukar nampaknya tak mewakili perubahan mendasar.

Maduro mengungkapkan langkah-langkahnya setelah Mahkamah Agung membatalkan keputusan legislatif yang dikuasai oposisi untuk tak memberi kekuasaan khusus pada Maduro. Pertikaian Maduro dengan parlemen yang dikuasai oposisi ini merupakan pertama kali dalam 17 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement