REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menargetkan dana terkumpul hingga Rp 30 triliun dari penerbitan sukuk ritel seri 008 (SR 008). Selain menutup defisit APBN, dana dari sukuk juga akan digunakan untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur.
Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpakhan mengatakan target dana terkumpul dari SR 008 antara Rp 25-30 triliun. Jika diminati, pemerintah bisa meningkatkan nilai penerbitan sampai Rp 30 triliun meskipun dari survei dengan agen minat investor mencapai Rp 43 triliun.
Pemerintah menargetkan pembiayaan kotor Rp 542 triliun dari surat berharga negara. Dengan strategi front loading, hingga semester pertama 2016 ini diharapkan 62 persen dari target sudah tercapai. Per 16 Februari 2016, sudah 25 persen atau Rp 135,9 triliun dana terkumpul dari SBN. ''Ini memang sedikit agresif sesuai mengikuti target,'' kata Robert usai pembukaan masa penawaran SR008 di Kantor Kementerian Ekonomi, Jakarta, Kamis (18/2).
Dengan imbal hasil 8,30 persen di tengah tren turunnya suku bunga, Kementerian Keuangan berharap SR008 dinilai jadi lebih menarik. Tapi, penekanan pada investor bukan hanya soal imbalan tapi juga keterlibatan dalam pembangunan dan peningkatkan basis investor.
Sejak pertama diluncurkan pada 2008 pun, respon terhadap sukuk pemerintah kian bagus. Pada 2008 pemerintah berhasil menjaring dana Rp 4,7 triliun dari sukuk dan pada 2015 nilainya sudah mencapai Rp 119 triliun. Akumulasi sejak 2008 hingga Februari 2016 mencapai Rp 400 triliun dengan outstanding Rp 302 triliun.