Rabu 17 Feb 2016 23:19 WIB

Geliat Jasa Kurir Menangkap Peluang E-Commerce

Petugas memeriksa paket yang dikirim di kantor pusat JNE, Tomang, Jakarta Barat, Senin (21/3).
Foto: Antara
Petugas memeriksa paket yang dikirim di kantor pusat JNE, Tomang, Jakarta Barat, Senin (21/3).

Oleh Achmad Syalaby Ichsan (Wartawan Republika)

Jasa kurir dan logistik menjadi satu dari tujuh hal strategis yang masuk dalam peta jalan e-commerce di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melesatnya pengguna internet  memperbesar pangsa pasar online di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), nilai total transaksi belanja online mencapai 3,56 miliar dolar AS pada 2015 (Rp 49,13 triliun). Jumlahnya diprediksi akan melejit hingga 4,89 miliar dolar AS (Rp 67,48 triliun) pada tahun ini (kurs Rp 13.800).

Tumbuhnya pasar online membuka peluang nyata bagi industri kreatif dengan skala mikro, kecil dan menengah. Masih dilansir dari Kemenkominfo, terdapat 7,4 juta orang yang belanja online pada tahun lalu. Jumlah ini diprediksi meningkat menjadi 8,7 juta orang pada tahun ini. Ceruk pasar yang masih longgar mengingat ada 93,4 juta pengguna internet selama 2015. 

Pelaku ekonomi kreatif pun termasuk e-commerce, berlomba untuk memanfaatkan sektor ini. Para pengelola marketplace berkompetisi untuk menyiapkan sistem terbaik dengan jasa kurir paling wahid. Sesuai peta jalan e-commerce yang diluncurkan pada Februari 2016,  jasa kurir dan logistik akan menjadi satu dari tujuh hal strategis untuk mendukung industri di dunia maya ini. 

Salah satu pelaku usaha mikro yang memasarkan produknya secara online adalah Gabrielle Susilo. Mahasiswi Fakultas Kedokteran di salah satu kampus swasta di Jakarta ini memilih berbisnis fesyen untuk rambut, khususnya flower crown. Gabriele mengkreasikan bunga-bunga impor dari sekitar Asia untuk dijadikan perhiasan dan aksesoris untuk kepala. Dia memulai bisnis ini sejak sebelas bulan lalu.

"Saya mulai mencari inovasi atau tren baru di dunia fesyen yang masih sangat langka dipromosikan atau dijual di dunia online,"kata Gabrielle saat berbincang dengan Republika.co.id. Gabrielle mengaku mengkreasikan sendiri produknya tersebut. Untuk packaging, Gabrielle memiliki dua karyawan yang setiap hari membantu. Sementara di bidang marketing, dia mempercayakan kepada temannya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement