REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) akan meluncurkan produk derivatif dengan basis surat utang atau obligasi yakni Indonesian Government Bonds Futures (IGBF) 2016 sebagai sarana bagi investor untuk melakukan lindung nilai (hedging).
"IGBF itu merupakan produk derivatif untuk mengembangkan pasar surat utang pemerintah, tahun ini rencananya akan diluncurkan," kata Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan di Jakarta, Rabu (17/2).
Ia menambahkan, peluncuran produk derivatif itu seiring dengan rencana BEI yang akan meningkatkan kapasitas sistem perdagangan baik untuk pasar ekuiti maupun obligasi di industri pasar modal domestik.
"Tahun ini bursa ada rencana untuk meningkatkan sistem teknologi dalam mendukung perdagangan, jadi memungkinkan untuk menambah produk," katanya.
Ia mengemukakan bahwa produk derivatif "Indonesian Government Bonds Futures" itu ditujukan bagi investor institusi di dalam negeri yang memiliki aset obligasi bertenor jangka panjang atau di atas lima tahun.
"IGBF itu menggunakan instrumen keuangan berupa obligasi pemerintah, jadi arahnya untuk investor institusi. Obligasi ritel dan sukuk ritel tidak perlu karena jangka waktunya rata-rata tiga tahun sehingga tidak masuk dalam konteks hedging, kalau government bonds kan memiliki tenor 5-10 tahun," paparnya.
Pada awal Februari lalu, Nicky Hogan mengemukakan bahwa BEI telah meluncurkan produk derivatif berbasis saham yakni Kontrak Berjangka Indeks Efek LQ-45 (LQ-45 futures) sebagai alternatif investasi di tengah pasar yang sedang bergerak fluktuatif.