Rabu 17 Feb 2016 01:52 WIB

Saudi-Rusia Sepakat Tahan Produksi Minyak

Ilustrasi harga minyak mentah dunia.
Foto: EPA/Mark
Ilustrasi harga minyak mentah dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Raksasa energi Arab Saudi dan Rusia Selasa sepakat menahan produksi minyak untuk mencoba menstabilkan pasar jika produsen utama lainnya melakukan hal yang sama, Selasa (17/2). Menteri minyak Saudi dan Rusia, bersama dengan mitra mereka dari Venezuela dan Qatar sepakat untuk menahan produksi pada bulan Januari asalkan produsen-produsen utama lainnya menyusul.

"Langkah ini dimaksudkan untuk menstabilkan pasar," kata Menteri Energi Qatar Mohammed bin Saleh al-Sada.

Menteri Perminyakan Saudi Ali al-Naimi mengatakan ini adalah awal dari sebuah proses yang kita akan dinilai dalam beberapa bulan ke depan dan memutuskan apakah perlu langkah-langkah lainnya untuk menyetabilkan pasar. "Kami tidak ingin perputaran signifikan dalam harga. Kami tidak ingin pengurangan pasokan. Kami ingin memenuhi permintaan dan kami ingin harga minyak stabil," katanya.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea, naik 81 sen menjadi 34,20 dolar AS per barel di perdagangan London menyusul pengumuman tersebut. Harga minyak telah jatuh sekitar 70 persen sejak Juni 2014, terpukul oleh kelebihan pasokan, permintaan lamban dan kekhawatiran tentang prospek ekonomi global.

Harga minyak juga tertekan oleh kembalinya Iran ke pasar dunia setelah pencabutan sanksi internasional terkait dengan program nuklirnya. Produsen-produsen lain, baik anggota OPEC maupun non-OPEC, diharapkan untuk mulai segera melakukan komunikasi intensif.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement