REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap volatilitas nilai tukar rupiah. Sebab, Indonesia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki banyak negara lain, yaitu pertumbuhan ekonomi.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Doddy Zulverdi mengatakan, investor pasti melihat nilai tukar dan suku bunga. Apabila nilai tukar stabil dan suku bunga turun, investor akan percaya untuk berinvestasi di Indonesia.
"Tapi kelebihan kita bukan pada nilai tukar dan suku bunga. Kelebihan Indonesia karena kita punya prospek pertumbuhan," ujar Doddy dalam acara ANZ Market Insight di Hotel Ritz Charlton, Jakarta, Senin (15/2) malam.
Meski saat ini BI mengalami kesulitan untuk menjaga nilai tukar dan suku bunga, kata Doddy, ia menegaskan jika masyarakat dan investor tak perlu khawatir. Karena, Indonesia memiliki fundamental utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi.
"Menjadi stabilisator itu tidak mudah. Apalagi kalau ekonomi Indonesia sedang jelek. Tapi kita punya fundamental yang kuat, seperti sumber daya manusia dan energi," katanya.
Pada perdagangan Selasa (16/2) tercatat nilai tukar rupiah melanjutkan penguatan dengan dibuka terapresiasi 0,4 persen atau 54 poin ke Rp 13.325 per dolar AS. Hingga saat ini rupiah masih terus mengalami volatilitas, dan diprediksi akan sulit menguat pada level Rp 12 ribu per dolar AS, mengingat masih lemahnya ekspor Indonesia di tengah penurunan harga komoditas global.