Senin 15 Feb 2016 17:26 WIB

Perbaikan Ekspor Diyakini Terjadi di Semester 2 Tahun Ini

Rep: Debbie Sutrisno‎/ Red: Nur Aini
 Aktivitas bongkar muat peti kemas di Jakarta Internasional Container Terminal (JICT) Tanjung Priok, Jakarta, Senin (15/2).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Jakarta Internasional Container Terminal (JICT) Tanjung Priok, Jakarta, Senin (15/2).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis bahwa nilai ekspor di awal tahun 2016 mengalami penuruan. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, penurunan ini sebenarnya mulai terlihat pada 2015. Namun dengan pelemahan ekonomi global secara serentak pada 2015, berakibat pada nilai ekspor yang cenderung melemah di awal 2016.

Dari data BPS, angka ekspor di Januari tercatat 10,5 miliar dolar AS atau mengalami penurunan 11,8 persen dibanding bulan sebelumya, dan anjlok 20,72 persen dari Januari 2015.

Sasmito juga belum bisa memastikan penguatan rupiah sebesar 2 persen di Februari 2016 akan berdampak banyak pada ekspor dan impor. Apalagi, Februari memiliki hari yang lebih sedikit.

"Kalau Februari umumnya harinya pendek dan tahun ini 29 hari, tahun kabisat. Beda dua hari saya rasa tidak akan berpengaruh. Tapi kalau program infrastruktur kita berjalan baik dan kebutuhan impor naik, ekspor kita terdorong. Biasanya akan terjadi balance," kata Sasmito di kantor BPS, Jakarta, Senin (15/2).

Meski demikian, Saswito yakin Indonesia bisa mulai bangkit di semester II 2016. Melihat dari perkembangan perekonomian yang mulai membaik dan keinginan pemerintah untuk segera bangkit dari pelemahan global ini.

"Saya yakin sih recovery di semester dua," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement