REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menilai bahwa kinerja positif indeks harga saham gabungan (IHSG) di sepanjang tahun 2016 ini menandakan prospek ekonomi domestik membaik.
"Kinerja IHSG lebih disebabkan prospek ekonomi yang bagus. Naik-turunnya IHSG itu mendahului naik-turunnya perekonomian. Kinerja IHSG yang positif maka prospek ekonomi kita baik," kata Tito di Jakarta, Rabu (10/2).
Berdasarkan data BEI per 10 Februari 2016, tercatat IHSG telah menguat 3,04 persen menjadi 4.372,48 (year to date). Penguatan indeks BEI itu merupakan tertinggi di seluruh dunia dibandingkan indeks bursa-bursa di negara lain.
Tito mengatakan berdasarkan valuasi rata-rata price earning ratio (PER) IHSG saat ini juga terbilang rendah yakni sebesar 13 kali. Artinya secara valuasi, PER tersebut masih di kisaran wajar, belum bisa dikatakan mahal. "Jadi menurut saya valuasi indeks BEI saat ini pada posisi yang bagus," ucapnya.
Tito menambahkan perusahaan tercatat di BEI atau emiten juga masih membukukan hasil kinerja yang positif meski kondisi ekonomi pada tahun 2015 lalu cenderung melambat.
Selain itu, ia mengatakan bahwa produk derivatif Kontrak Berjangka Indeks Efek LQ-45 (LQ-45 futures) yang telah resmi direaktivasi oleh BEI juga dapat menjadi tambahan alternatif investasi bagi pemodal di pasar modal.
"Produk baru seperti LQ-45 futures dapat dijadikan sarana lindung nilai (hedging) sehingga akan membuat investor merasa nyaman berinvestasi," katanya.
Di sisi lain, lanjut Tito, adanya potensi penurunan kembali tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) menambah harapan bagi industri pasar modal domestik untuk melanjutkan kinerja positif.