REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan syariah masih melakukan penambahan jaringan kantor cabang tahun ini. Langkah ini juga diimbangi penggunaan kantor induk untuk melayani transaksi syariah dan layanan keuangan nirkantor dalam rangka keuangan inklusif (Laku Pandai).
Head of Corporate Secretary Bank Syariah Bukopin (BSB) Evi Yulia K menyampaikan, tahun ini BSB akan menambah dua kantor cabang di Bali dan Pekanbaru, ditambah beberapa gerai di Jakarta seperti Kramatjati dan Melawai, lima mobil kas, dan kantor layanan syarian di jaringan kantor induk, Bank Bukopin. Laku Pandai pun sudah masuk dalam rencana bisnis bank tahun ini dan akan jalan bersama dengan induk.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama BSB Riyanto mengatakan, untuk program Laku Pandai, BSB akan bersama dengan induk, Bank Bukopin. Di lapangan, ada nasabah Laku Pandai yang memilih dan butuh layanan syariah. Jadi BSB akan sinergi dengan Bukopin.
''Kalau sendiri masih mahal. BSB masih fokus melayani nasabah yang ada yang saat ini basisnya di perkotaan,'' kata Riyanto.
Sementara itu, BNI Syariah lebih memilih menguatkan sinergi jaringan dengan induk pada 2016 ini. Direktur Operasional BNI Syariah Junaidi Hisom menyatakan, pada 2016 ini BNI Syariah tidak menambah jaringan kantor dan lebih memilih kolaborasi dengan induk untuk memaksimalkan office channeling. Di akhir 2015, BNI Syariah 316 gerai jaringan kantor dan 1.700 kantor BNI yang memberi layanan syariah.
Program Laku Pandai, kata Direktur Bisnis BNI Syariah Imam T. Saptono, sudah masuk dalam RBB 2016 dan salah satunya memakai platform induk (BNI) walau induk juga masih terus melakukan penyempurnaan. BNI Syariah akan menggunakan sistem terbaru yang dimiliki induk.
Laku Pandai BNI Syariah akan dilakukan bertahab. Saat ini layanan yang berjalan berupa jasa pembayaran aneka tagihan rekening. Untuk ini saja, transaksinya sudah mencapai dua juta transaksi per bulan.
Di tahap ke dua, barulah agen Laku Pandai melayani pembukaan rekening dengan manfaatkan jaringam BNI. Di sisi lain, BNI Syariah juga mencari model yang sesuai untuk agen. ''Manajemen agen bisa lebih lama. Tidak mudah membina agen agar program Laku Pandai ini optimal,'' ungkap Imam.