Senin 08 Feb 2016 17:00 WIB

Sektor Informal Dinilai Bisa Atasi Dampak PHK

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Buruh desak Setop PHK
Foto: Mardiah
Buruh desak Setop PHK

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Suhariyanto apabila memang benar ada PHK massal, maka sektor informal bisa menjadi jalan keluar. Artinya, pegawai yang terpaksa terkena PHK bisa masuk ke dalam sektor ini.

"Kalau dilihat dari zaman krisis penyelamatan selalu sektor informal di krisis negara manapun," kata dia di Jakarta, Senin (8/2).

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo juga menyebutkan, pasar Indonesia terlalu besar untuk dilewatkan oleh investor. Ia meyakini, apabila ada sejumlah perusahaan yang terpaksa menutup usahanya, maka akan ada industri lain yang membuka peluang untuk menyerap tenaga kerja baru.

"Memang ada usaha yang tutup. Namun juga selalu ada usaha baru yang buka. Misalnya kalau salah satu  distributor Ford atau Panasonic tutup karena dia tidak mencapai target, lalu menyalahkan pasar. Tentu akan ada distributor baru yg akan menggantikannya. Pasar Indonesia terlalu besar untuk dilewatkan oleh bisnis manapun," kata Sasmito.

Sasmito memprediksi, pada Semester 1 tahun 2016 akan banyak lapangan kerja baru, baik fulltime maupun parttime, terutama di sektor pertanian. Alasannya, sektor pertanian akan sibuk dengan penanaman dan pemeliharaan tanaman sepanjang Februari ini. Sedangkan pada Maret sampai Mei akan sibuk oleh panen.

"Yang di-PHK akan mencari dan memperoleh pekerjaan di tempat lain yang baru buka atau ekspansi. Jadi sulit untuk secara negatif pengaruhi pertumbuhan ekonomi," kata dia.

Sebelumnya, sejumlah perusahaan berencana melakukan PHK karena melemahnya pendapatan dan restrukturisasi perseroan. Perusahaan tersebut antaralain Ford, Toshiba, Panasonic, dan Chevron.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement