Senin 08 Feb 2016 15:13 WIB

Kinerja Industri Melambat, Pemerintah Andalkan Sektor Pariwisata

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Suasana saat matahari terbenam di kawasan wisata Tanah Lot Tabanan, Bali beberapa waktu lalu. Bali beberapa waktu yang lalu, untuk keenam kalinya secara berturut-turut dinobatkan sebagai pulau wisata terbaik di dunia oleh majalah pariwisata terkemuka di Am
Foto: Antara
Suasana saat matahari terbenam di kawasan wisata Tanah Lot Tabanan, Bali beberapa waktu lalu. Bali beberapa waktu yang lalu, untuk keenam kalinya secara berturut-turut dinobatkan sebagai pulau wisata terbaik di dunia oleh majalah pariwisata terkemuka di Am

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan memaksimalkan sektor pariwisata dan perikanan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun ini. Kedua sektor itu dianggap memiliki efek cepat sebagai pendorong pertumbuhan di tengah menurunnya kinerja industri dalam negeri belakangan ini.

"Yang bisa mulai didorong adalah pariwisata dan perikanan, karena sebetulnya itu lebih mudah daripada membuat industri baru," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Kompleks Istana Kepresidenan, akhir pekan lalu.

Menurut Darmin, untuk melahirkan industri baru butuh waktu yang tidak sebentar. Sedangkan Indonesia butuh sesuatu yang dapat membangkitkan atau setidaknya mempertahankan laju perekonomian.

Meski begitu, kata Darmin, bukan berarti pemerintah mengabaikan industri. Industri tetap menjadi perhatian. Buktinya, pemerintah telah mengeluarkan sembilan paket kebijakan yang tujuan utamanya menstimulus industri dan memperbaiki iklim investasi.

"Intinya, pemerintah akan mengkonsolidasikan semua upaya. Karena, kalau mau melahirkan industri baru, belum cukup waktunya," ucap Darmin.

Sektor pariwisata dinilai bisa dijadikan andalan untuk menopang ekonomi. Perekonomian daerah yang mengandalkan sektor pariwisata, mampu tumbuh sangat tinggi pada 2015. Hal itu seperti yang terjadi pada provinsi Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Bali dan NTB mampu tumbuh hingga 10,29 persen selama tahun lalu. Pertumbuhan Bali dan NTB jauh di atas pertumbuhan daerah yang mengandalkan komoditas dan pusat industri seperti Jawa yang hanya mampu tumbuh 5,45 persen. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi Sumatera 3,54 persen dan Kalimantan 1,31 persen.

Presiden Joko Widodo belakangan ini juga telah menginstruksikan para menteri untuk semakin menggenjot sektor pariwisata. Pemerintah pun memiliki misi untuk menciptakan "10 Bali" baru dengan memperbaiki dan meningkatkan fasilitas hingga infrastruktur destinasi wisata seperti Candi Borobudur dan Danau Toba.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement