Kamis 04 Feb 2016 16:55 WIB

Jangan Tunggu Masa Kritis, Pengendalian Harga harus Segera Dilakukan

Rep: sonia fitri/ Red: Taufik Rachman
Pedagang bahan pokok menata dagangannya di Pasar Jatinegara, Jakarta.  (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang bahan pokok menata dagangannya di Pasar Jatinegara, Jakarta. (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Direktur Bincang-Bincang Agribisnis (BBA) sekaligus Ketua Pelaksana Harian Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) Yeka Hendra Fatika  mendesak pemerintah melakukan tindakan dini sebelum masa kritis kenaikan harga terjadi.

"Kenaikan harga saat ini sudah agak mengkhawatirkan, harusnya pemerintah berbuat sesuatu," katanya. Kenaikan harga pangan, kata dia, disebabkan pemerintah salah meletakkan resep instrumen pengendalian kenaikan harga. Gejalanya telah terlihat sejak enam bulan lalu. Di mana Indonesia menghadapi anomali perumahan iklim berupa El Nino sehingga mengganggu produksi pangan.

Seharusnya intervensi pemerintah dilakukan sejak dini untuk mengendalikan harga. Terlebih akan ada serangan La Nina pasca El Nino yang diprediksi akan merepotkan. "Tapi yang dilakukan pemerintah malah intervensi di berbagai tata niaga komoditas dan membuat ketidakpastian usaha," katanya.  

Inflasi 2016, sebut dia, sudah tampak disumbang dari beras dan daging sebanyak 0,51 persen. Begitu memasuki hari raya dan musim hujan, harga pangan pokok diprediksi semakin mengganas ketinggian. Yeka pun meminta pemerintah secepatnya membenahi data pangan, mendeteksi berapa banyak yang kurang secara tepat, lantas melakukan impor.  

Langkah pengendalain harga oleh pemerintah jangan mendadak. Pemerintah harusnya mulai bersiap mengantisipasi apa yang perelu dilakukan untuk menurunkan harga sejak jauh-jauh hari.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement