REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan sektor Industri Keuangan Nonbank (IKNB) pada 2015 tumbuh hanya 10 persen. Namun, di tahun ini, OJK optimistis bisa mencapai target pertumbuhan 15 persen hingga 20 persen.
Kepala Eksekutif Pengawas IKNB Firdaus Djaelani mengatakan pertumbuhan tahun lalu hanya berkisar 10 persen karena salah satunya faktor pelemahan ekonomi global yang berdampak pada perekonomian Indonesia. Tahun ini, prediksi lokal maupun internasional diperkirakan perekonomian global akan membaik dan turut berdampak positif bagi sektor IKNB.
"Saya tetap optimis, dalam keadaan susah seperti tahun lalu saja bisa tumbuh aset 10 persen. Mungkin tahun ini bisa lebih dari itu, bisa kembali 15 persen, mudah-mudahan bisa ke 20 persen," kata Kepala Eksekutif Pengawas IKNB Firdaus Djaelani di Jakarta, Senin (1/2).
Firdaus menjelaskan, angka tersebut bisa diraih apabila IKNB dapat menggarap sektor-sektor bersama industri ini. Tidak hanya itu, kata dia, sektor garapan lainnya seperti asuransi pertanian kembali digalakkan, yang kemudian nanti berkembang menjadi asuransi nelayan dan peternakan.
"Kemudian ketika pegadaian swasta dibuka itu kan menyangkut bisnis asuransi, itu juga kita harapkan bisa tumbuh di atas 15 persen," ungkapnya.
Berdasarkan data dari IKNB, jumlah premi asuransi konvensional selama 2015 sebesar Rp 181, 47 triliun, sedangkan jumlah klaim sebesar Rp 104,87 triliun. Selain itu, jumlah kontribusi asuransi syariah selama 2015 sebesar Rp 10,49 triliun, sedangkan jumlah klaim bruto sebesar Rp 3,34 triliun.
Premi asuransi tersebut berdasarkan 50 jumlah perusahaan asuransi yang terdiri atas 50 perusahaan asuransi jiwa, 76 perusahaan asuransi umum, 6 perusahaan reasuransi, 3 asuransi wajib, dan 8 perusahaan asuransi syariah. Selain itu, perusahaan jasa penunjang asuransi terdiri atas perusahaan pialang asuransi, 37 perusahaan pialang reasuransj, dan 28 perusahaan penilai kerugian asuransi.
Untuk lembaga pembiayaan, selama 2015 jumlah aset perusahaan pembiayaan tumbuh 1,25 persen menjadi sebesar Rp 425,72 triliun, sedangkan aset perusahaan modal ventura menjadi sebesar Rp 8,9 triliun. Selain itu, jumlah aset perusahaan pembiayaan infrastruktur tumbuh 174,69 persen menjadi sebesar Rp 38,24 triliun.
Untuk statistik dana pensiun, selama 2015, jumlah aset neto dana pensiun tumbuh 6,3 persen menjadi sebesar Rp 205,05 triliun. Selain itu jumlah investasi dana pensiun juga tumbuh 6,9 persen menjadi Rp 199,05 triliun.
Sementara itu untuk lembaga penjaminan, selama 2015 semakin memperluas pangsa pasar penjaminan kredit bagi UMKM sehingga nilai outstanding penjaminan mengalami peningkatan 9,84 persen menjadi Rp 101,74 triliun.