REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) menargetkan pertumbuhan asuransi syariah di tahun 2016 bisa mencapai angka 10 hingga 30 persen.
"Pengennya growth nya lebih besar dari konvensional supaya share kita nambah. Kalau dilihat sekarang sih masih pede. Tapi rangenya agak besar nih AASI, 10 sampe 30 persen. Jadi kalau sekarang kurang dari 10 persen, kita harap bisa di angka itu," ujar Sekretaris Jenderal Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Tati Febriyanti di Jakarta, Senin (1/2).
Tati menjelaskan, OJK telah mencanangkan 10 juta agent untuk mikro dan syariah. Hal ini merupakan salah satu jalur langsung untuk asuransi syariah.
Tahun 2016, Asuransi Syariah Tambah Jalur Distribusi
"Karena mereka kan pergi langsung ke customer, mudah-mudahan cepat terwujud. Itu yang kita akan kerjasama dengan OJK," katanya.
Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK, Firdaus Djaelani mengatakan, pertumbuhan asuransi syariah dari tahun ke tahun selalu lebih tinggi dibandingkan konvensional. Meski porsinya lebih kecil dari konvensional, permintaan asuransi syariah termasuk banyak sekali.
"Jadi kalo konvensional cuma 10 persen, tahun ini syariah tetap 30 persen. Tapi kalau kita bandingkan total aset konvensional dibanding dengan syariah, konvensional kan memang masih sekitar 5 persenan, jadi terasa pertumbuhan 30 persen belum berasa juga," kata dia.