Rabu 27 Jan 2016 12:03 WIB

12 Perusahaan Dinilai Siap IPO dalam Dua Tahun

Rep: Risa Herdahita/ Red: Nur Aini
layar menunjukkan pergerakan saham di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (25/8).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
layar menunjukkan pergerakan saham di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (25/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong agar perusahaan, terutama yang berada di daerah mau melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ada 12 perusahaan berdasarkan penyaringan internal Kadin yang dinilai berpotensi yang dapat menjual sahamnya ke publik atau go public hingga 2017.

"Kami sudah menyiapkan nama perusahaan dari provinsi anggota Kadin. Dari penyaringan kami secara internal, ada 12 nama yang potensial untuk IPO pada 2016 dan di awal 2017," ujar Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani, di Gedung BEI, Rabu (27/1).

Rosan menyebutkan, dari 12 perusahaan, ada perusahaan yang bergerak di bidang media, transportasi, dan satu perusahaan gas. Ada tiga di antaranya yang dinilai paling siap untuk menjual sahamnya di bursa tahun ini.

"Persiapan tahun ini paling siap ada tiga. Asetnya ada yang Rp 300 miliar, satu lagi ada yang sampai Rp 900 miliar, satu lagi sedikit di atas Rp 1 triliun," katanya.

Demi lebih mendorong penambahan emiten di bursa, pihaknya pun menyetujui kerja sama dengan pihak BEI. Selain mengadakan klinik pelatihan (coaching clinic), Kadin juga akan bekerja sama membuat pusat inkubasi (incubator company).

"Khususnya untuk start-up company. Rencananya kami Juni. Kita akan mulai Jakarta, kedua di Bali. Dari dalam Kadin sudah ada tiga lokal investor siap mendanai, itu dari Djarum, Lippo Group dan Grup SCTV," kata Rosan.

Di luar itu, bersama BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga akan terus mengadakan sosialisasi. Rosan menuturkan, pihaknya menyadari bukan hanya jumlah emiten yang harus dikembangkan, melainkan juga jumlah investor.

Saat ini, menurutnya, jumlah investor di pasar modal Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain. "Yang berinvestasi di bawah 500 ribu. Satu juta kalau ditambah investor obligasi dan reksa dana. Ini angka kecil masih jauh di bawah angka negara tetangga," ujarnya.

Baca juga: BEI-Kadin Latih Perusahaan untuk Go Public

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement