REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan teknologi asal Jepang Toshiba berencana menjual unit operasi chipset demi memulihkan diri dari skandal keuangan 1,3 miliar dolar AS.
Mengutip tiga sumber yang menolak menyebutkan namanya, tulis Reuters dalam laman beritanya, Senin (25/1), bahwa Toshiba telah menerima tawaran dari Bank Pembangunan Jepang yang telah berinvestasi di perusahaan yang beroperasi di bidang semikonduktor Seiko Holdings Corp.
Menurut sumber tersebut, penjualan bisnis chipset tidak termasuk bagian bisnis andalan Toshisba NAND, flash memory.
Bisnis chipset menangani sistem LSI dan chip diskrit, yang digunakan dalam mobil, peralatan rumah tangga dan mesin perindustrian. Operasi bisnis ini merugi 330 miliar yen (2,78 miliar dolar AS) pada tahun anggaran yang berakhir Maret 2015.
Juru bicara Toshiba mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan ini belum membuat keputusan untuk menjual unit operasi chipnya. Sementara itu, juru bicara Bank Pembangunan Jepang menolak berkomentar.
Setelah skandal keuangan, Toshiba fokus pada operasi nuklir dan energi lainnya, serta bisnis memori penyimpanan, yang berpusat pada chip NAND flash memory yang digunakan di banyak ponsel pintar.
Perusahaan berbasis di Tokyo yang menjual operasi chipset non-core itu berencana untuk berinvestasi dalam produksi memori flash di Jepang untuk menyaingi perusahaan teknologi asal Korea Selatan, Samsung Electronics Co Ltd.