REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Pemerintah perlu mengkaji kemungkinan menaikkan kembali harga pembelian pemerintah (HPP) beras karena harga beras semakin tinggi di tingkat produsen.
"Kalau HPP beras masih Rp 7.300 per kg, akan sulit bagi Bulog untuk menyerap produksi petani pada musim panen (MP) 2016 ini," kata Kepala Bidang Pelayanan Publik Perum Bulog Sulteng, Abdul Gani B Kanae di Palu, Jumat (22/1).
Ia mengatakan pada MP 2015, Bulog Sulteng sulit merealisasikan target pengadaan beras di daerah itu karena salah satu faktor adalah harga beras di tingkat petani dan penggilingan padi cukup tinggi.
Bulog membeli beras petani dengan harga Rp 7.300 per kg, sementara harga beras dibeli para pedagang yang datang dari berbagai daerah tetangga Sulteng seperti Gorontalo dan Manado rata-rata Rp 8.000 per kg. Otomatis, petani menjual langsung kepada pedagang dibandingkan harus menjual langsung kepada Bulog atau mitra Bulog di daerah-daerah.
Menurut dia, itu faktor utama yang menyebabkan target pengadaan beras di Sulteng tidak mencapai target yang diharapkan.
Dia mengatakan jika harga beras di tingkat petani tidak turun dan pemerintah tidak menaikkan standar HPP beras pada 2016 ini, maka Bulog tetap akan mengalami kesulitan untuk bisa menyerap produksi petani dalam jumlah besar.
Padahal, kata dia, pada MP 2016 ini target pengadaan beras di Sulteng ditingkatkan dari sebelumnya 40 ribu ton, menjadi 42 ribu ton.
Realisasi pengadaan beras pada 2015 di Sulteng hanya sekitar 26 ribu ton dari 40 ribu ton target pembelian.