Selasa 19 Jan 2016 23:13 WIB

Rini: Tinggal 18 BUMN yang Masih Merugi

Rini M Soemarmo
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Rini M Soemarmo

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri BUMN Rini Soemarno mengklaim jumlah badan usaha milik negara (BUMN) yang membukukan rugi pada tahun 2015 mencapai 18 perusahaan, turun dibanding tahun 2014 sebanyak 27 perusahaan.

"Dari sisi nilai kerugian juga menurun. Jika pada tahun 2014 kerugian 27 BUMN mencapai Rp10,4 triliun, maka pada tahun 2015 nilai kerugian 18 BUMN mencapai Rp5,8 triliun," kata Rini di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa.

Berdasarkan sektor, perusahaan yang mengalami kerugian terjadi pada industri pengolahan sebanyak 8 BUMN, sektor transportasi dan pergudangan 2 BUMN, sektor pertanian (kehutanan dan perikanan) 2 BUMN, informasi dan komunikasi 2 BUMN, perdagangan besar dan eceran 1 BUMN, serta sektor lainnya 3 BUMN.

PT Krakatau Steel dan PT PLN tercatat yang sudah mampu membalikkan keadaan menjadi positif. Sedangkan BUMN yang masih defisit seperti Merpati, Kertas Leces, Iglas, Pertani dan Sang Hyang Seri.

Meski begitu, menurut Rini terjadinya penurunan jumlah dan nilai kerugian BUMN tersebut menandakan terjadinya peningkatan kinerja perusahaan dengan manajemen yang lebih baik.

Ia menjelaskan, membaiknya kinerja sejumlah perusahaan tersebut sejalan dengan program sinergi BUMN dan ditambah dengan ikut ambilbagian dari sejumlah proyek infrastruktur.

Selama tahun 2015 total nilai proyek BUMN mencapai Rp 795,99 triliun, namun terealisasi sebesar Rp 248,52 triliun.

Memasuki tahun 2016, setidaknya terdapat 62 proyek strategis yang akan dikerjakan BUMN dengan total nilai proyek sebesar Rp 347,22 triliun.

Pada tahun 2016, Kementerian BUMN mematok laba bersih 118 perusahaan milik negara pada 2016 sebesar Rp 172 triliun, tumbuh 14,67 persen dibandingkan laba bersih 2015 sebesar Rp 150 triliun.

Demikian juga dengan pendapatan pada 2016 diproyeksikan menembus Rp 1.969 triliun meningkat dari pendapatan 2015 sebesar Rp 1.728 triliun.

Adapun total EBITDA (laba bersih sebelum pajak) sebesar Rp377 triliun selama 2016 melonjak dari EBITDA 2015 sebesar Rp319 triliun.

Dari sisi aset, pada tahun 2016 sebanyak 118 BUMN membukukan total aset ditargetkan Rp 6.240 triliun, meningkat 40,27 persen dibanding tahun 2015 sebesar Rp4.577 triliun.

Pada tahun 2016, seluruh BUMN mengalokasikan total belanja modal (capital expenditure/capex) untuk keperluan investasi sebesar Rp404,8 triliun, naik 51 persen dari capex 2015 sebesar Rp268,3 triliun.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement