REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan, defisit anggaran dalam APBN Perubahan 2015 sebesar 2,58 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka ini lebih kecil dari yang diumumkan sebelumnya sebesar 2,8 persen terhadap PDB atau Rp 318,5 triliun.
"Saat kemarin-kemarin diumumkan, masih banyak angka yang sifatnya perkiraan," kata Bambang di kantornya, Jakarta, Kamis (14/1).
Bambang mengatakan, defisit anggaran mengecil karena adanya penambahan penerimaan pajak dan berkurangnya angka belanja negara setelah dilakukan rekonsiliasi data antar kementerian/lembaga pada pekan pertama Januari 2016.
Dia menyatakan, penerimaan pajak ada tambahan sekitar Rp 5 triliun dan hibah Rp 5 triliun. Sehingga, ada penambahan pendapatan negara yang belum terhitung saat realisasi APBN-P 2015 diumumkan Kementerian Keuangan pada awal tahun. "Pendapatan bertambah Rp 10 triliun," ujarnya.
Selain itu, kata dia, realisasi belanja negara juga tercatat turun menjadi 90 persen dari target Rp 1.984,1 triliun atau sekitar Rp 1.785,69 triliun. Sebelumnya, Kemenkeu mencatat realisasi belanja negara mencapai 91 persen.
"Saya cukup lega karena defisit anggaran turun dari perkiraan. Angka ini cukup baik untuk menjaga keseimbangan ke depan," ucapnya.