REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Secara tren, indeks laju harga saham gabungan (IHSG) masih berpeluang mengalami kenaikan pada perdagangan Kamis (14/1). Namun melihat kondisi bursa saham sekitar yang mulai berkurang penguatannya, membuat peluang laju kenaikan IHSG dapat tertahan. Kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk kembali dilakukannya aksi ambil untung.
IHSG diperkirakan berada pada rentang support 4487-4490. Resisten 4557-4569. Graverstone doji after white candlestick indicating reversal. Berbalik mendekati area middle Bollinger Band (MBB). MACD mulai tertahan penurunannya dengan histogram negatif yang memendek. RSI, Stochastic, dan William’s masih mencoba naik namun, mulai terbatas. Laju IHSG di atas area target support 4487-4490 dan mampu melampaui area target resisten 4530-4544.
"Kami memperkirakan IHSG cenderung dapat kembali melemah. Tetap cermati sentimen yang ada pada laju IHSG," ujar Kepala Analis Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada, Kamis (14/1).
Jelang pengumuman rilis data ekonomi terkait BI Rate yang berpeluang untuk dipangkas sebesar 25bps, IHSG kemarin ditutup menguat. Tetapi, penguatan lebih terbatas setelah harga penutupan mendekati harga pembukaannya. Tekanan jual yang sempat terjadi di sesi 2 menggambarkan masih adanya kekhawatiran para pelaku pasar terhadap beberapa hal. Misalnya apakah BI akan benar-benar menurunkan BI rate, masih variatifnya kondisi ekonomi Asia, kemungkinan mulai adanya aksi profit taking, hingga kembali melemahnya laju Rupiah yang dibarengi aksi jual asing.
Selain itu, sentimen positif datang dari harga minyak mengingat kemarin WTI crude sempat kembali di area 31 dolar per barel. "Ini yang kembali menyebabkan pelaku pasar optimis di tengah keputusan rapat dewan Gubernur BI. Investor asing kembali mencatatkan net sell tipis sebesar Rp 46,8 miliar.