Jumat 08 Jan 2016 19:51 WIB

INACA Minta Maskapai Perluas Pasar ke ASEAN

Red: Nur Aini
Sebuah pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia
Foto: Antara
Sebuah pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) M Arif Wibowo mengimbau seluruh maskapai untuk memperluas pasarnya ke negara-negara ASEAN agar terus tumbuh seiring berlakunya liberalisasi sektor penerbangan ASEAN Open Sky tahun ini.

"Sebenarnya kita sudah menghadapi liberalisasi penerbangan ASEAN dan sudah terlihat kita cukup mampu menghadapinya. Sekarang adalah saatnya untuk memperluas pasar agar bisa betul-betul memperoleh benefit dari situasi ini," kata Arif saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (8/1).

Menurut dia, terkait dengan mulai berlakunya ASEAN Open Sky yang memperbolehkan negara-negara ASEAN melakukan penerbangan langsung ke sejumlah kota di negara anggota dalam lingkup Masyarakat Ekonomi ASEAN. Untuk penerbangan charter yang menurutnya meski sedang mengalami tekanan dalam industri migas yang berpengaruh terhadap permintaan pasar charter, namun justru membuka peluang bagi bisnis penerbangan charter untuk mengalihkan aktivitasnya ke sektor penerbangan pariwisata.

Menurut dia, kemampuan melihat peluang pada situasi tersebut justru memperlihatkan kemampuan maskapai penerbangan nasional dapat melakukan diversifikasi usahanya secara cepat karena mengetahui potensi pasar secara tepat, sehingga dapat mendukung program nasional pemerintah khususnya dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun ini.

Menyinggung soal bisnis penerbangan cargo, dia menilai peluang pasar yang besar, dalam hal ini tujuh kota di Indonesia seperti Palembang, Batam, Manado, Makassar dan Biak, untuk bias langsung melakukan penerbangan cargo ke negara-negara anggota ASEAN.

Selain itu, kebijakan pemerintah soal pembebasan bea masuk suku cadang penerbangan cukup membantu peningkatan daya saing maskapai. "Begitu juga halnya dengan aturan mengenai bandara enclave sipil yang saat ini sedang kita tunggu regulasinya, namun kita percaya pemerintah akan mampu menciptakan situasi yang kondusif dalam bisnis penerbangan di tanah air," katanya.

Mengenai prospek industri penerbangan di tahun 2016, Arif mengatakan bahwa INACA siap menghadapinya karena bagaimanapun Indonesia tidak bisa melewatinya tetapi justru meningkatkan daya saing.

Baca juga: INACA Pertanyakan Hasil Survei Keamanan Penerbangan AirlineRating

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement