REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan pakan buatan sendiri dipercaya bisa mengurangi biaya produksi pakan ikan serta menekan ongkos operasi budidaya ikan. Kementerian Kelautan dan Perikanan sedang gencar mengampenyakan gerakan pakan ikan mandiri (GERPARI) demi membantu pembudidaya bisa lebih irit untuk pakan ikan.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Subjakto menjelaskan, GERPARI yang telah digaungkan sejak tahun 2015 ini bertujuan untuk mendorong kemandirian kelompok masyarakat dalam memproduksi pakan ikan secara mandiri dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Sehingga kelompok-kelompok baru yang mampu menyerap tenaga kerja, meningkatkan perekonomian daerah dan memanfaatkan sumberdaya alam daerah sebagai bahan baku lokal pakan ikan," ujar Slamet di Jakarta, Rabu (6/1).
Salah satu upaya KKP adalah dengan mendirikan mini plant di Sukabumi yang bisa memproduksi pakan ikan mandiri bagi pembudidaya di sekitarnya. Slamet menyebutkan, pakan ikan mandiri yang diproduksi oleh BBPBAT Sukabumi ini telah memanfaatkan bahan baku lokal seperti tepung ikan, tepung tapioka, dan eceng gondok.
"Hasilnya pun tidak mengecewakan. Dengan kandungan protein sekitar 30 persen, sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), dapat dimanfaatkan untuk budidaya lele, nila, dan patin. Harganya pun relatif terjangkau, yaitu Rp 5.000 per kg," ungkap Slamet.
Slamet menambahkan bahwa Mini Plant Pakan Ikan Mandiri yang di bangun di BBPBAT Sukabumi ini, merupakan tempat magang terkait pembuatan pakan ikan mandiri. Dengan kapasitas produksi 1,2 ton per hari, kata dia, mini plant ini juga merupakan tempat percontohan pabrik pakan ikan mandiri. Selain itu untuk perekayasa, lokasi ini dapat menjadi tempat untuk melakukan perekayasaan terkait formulasi pakan, sehingga menghasilkan pakan ikan mandiri yang efisien dan memanfaatkan bahan baku lokal.
“Hasil perekayasaan BBPBAT Sukabumi yang berupa enzim Mina Grow, juga dapat dikombinasikan penggunaannya dalam produksi pakan ikan mandiri ini, sehingga semakin meningkatkan efisensi pakan ikan yang diproduksi dan pada akhirnya mampu meningkatkan produksi," tambah Slamet.