REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Capaian volume bongkar muat peti kemas di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) pada 2015 meningkat dibandingkan dengan 2014. Salah satu faktor yang memberikan dampak pada peningkatan ini adalah mulai berpindahnya sejumlah perusahaan dari DKI Jakarta ke Jawa Tengah. Namun, volume tersebut tidak sesuai dengan target.
Total ekspor impor pada 2014 sebanyak 359.136 boks atau 575.671 teus, sedangkan di 2015 meningkat menjadi 375.187 boks atau 606.524 teus. Secara rincian, untuk capaian volume bongkar muat pada tahun ini, khusus untuk peti kemas impor mencapai 186.053 boks atau 298.037 teus, sedangkan untuk ekspor sebanyak 189.134 boks atau 308.487 teus.
"Sampai saat ini, penggunaan boks dengan ukuran 40 feet masih mendominasi pengiriman dibandingkan dengan boks ukuran 20 feet dan 45 feet," kata " kata Manajer Operasional TPKS Edi Sulaksono di Semarang, Rabu (6/1).
Menurut dia, sebagai perbandingan untuk penggunaan boks ukuran 40 feet full container impor pada tahun 2014 mencapai 75.502 boks, sedangkan untuk boks ukuran 20 feet sebanyak 68.708 boks dan ukuran 45 feet sebanyak 1.214 feet. Selanjutnya, untuk penggunaan boks ukuran 40 feet full container ekspor mencapai 117.128 boks, sedangkan untuk boks ukuran 20 feet sebanyak 50.085 boks dan 45 feet sebanyak 808 boks.
"Memang untuk pengiriman garmen dan furnitur kebanyakan memilih boks dengan ukuran 40 feet karena sesuai dengan volume barang yang mereka kirimkan," katanya.
Sementara itu, meski capaian volume bongkar muat oleh TPKS pada tahun ini meningkat, namun tidak mampu memenuhi target yang sudah ditentukan sejak awal yaitu 390.997 boks atau 640.912 teus. Terkait kondisi tersebut Edi mengatakan pelemahan ekonomi global maupun regional yang terjadi sepanjang tahun lalu menjadi faktor utama tidak tercapainya target tersebut.