Selasa 05 Jan 2016 17:34 WIB

Ketersediaan Daging Sapi Nasional Didominasi Impor dan Daging Ilegal

Rep: Sonia Fitri/ Red: Winda Destiana Putri
Sapi
Foto: Republika/Prayogi
Sapi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusumajati menyebut, daging sapi lokal hanya mampu menambal 16,9 persen dari kebutuhan nasional.

Selebihnya, ketersediaan daging sapi di pasar didominasi barang impor dan ilegal.

"Fakta ini memprihatinkan, perlu ada pembenahan mendasar dalam mengatur ketersediaan sapi nasional, dimulai dari menghitung pasokan dan kebuuhan secara jujur," kata dia dalam FGD Bincang-Bincang Agribisnis, Selasa (5/1).

Marina menguraikan, daging ilegal terbagi dua kategoti. Yakni yang benar-benar tidak diperbolehkan masuk dari negara asal karena negara tersebut belum bebas Penyakit Kuku dan Mulut (PMK), ada pula yang ilegal karena filarang berdasarkan peraturan kementerian.

Sejak dua tahun belakangan, ia menjadi saksi bahwa pemerintah tahu soal keberadaan daging ilegal. Tapi keberadaannya dibiarkan. Padahal, keberadaan daging ilegal menambah beban pengusaha-pengusaha sapi lokal. Ketika banyak sapi impor, daging sapi ilegal pun marak dan membuat bisnis sapi lokal tak bergerak sebab kalah saing dari segi harga.

Ia pun meminta pemerintah tidak membuka keran impor sapi dari India. Terlebih, negara tersebut belum dinyatakan bebas PMK.

"Daging ilegal tidak tiba-tiba saja datang di pasar, ia pastinya telah melewati pemeriksaan di bea cukai, pelabuhan dan lainnya, tapi seolah dibiarkan," tuturnya.

Ketua Umum DPP Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana menegaskan hal tersebut. Ia bersama peternak mendapatkan temuan keberadaan daging sapi ilegal di pasar tradisional dan modern. Ia bahkan memeroleh data resmi dari pemerintah India soal kebenaran impor daging kerbau ke tanah air.

"Soal ini, kita sudah mengirim surat resmi ke Presiden, berikut data-datanya, ini harus diakhiri," katanya.

Ia lantas membeberkan data resmi pemerintah India yang melakukan ekspor daging kerbau asli ke sejumlah negara termasuk Indonesia. Tren daging impor India ke Indonesia menurun sejak 2012. Namun untuk Malaysia dan Singapura meninggi.

Pada 2012 ada 812,00 metrik ton daging kerbau masuk ke Indonesia. Berlanjut pada 2015, daging kerbau India masuk sebanyak 84,00 metrik ton. Desas-desus beredar, daging-daging tersebut masuk dari Batam. Keberadaannya nyata dan seharusnya pemerintah bisa bertindak cepat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement