Ahad 03 Jan 2016 17:32 WIB

Kujang Buka Pabrik Pupuk di Bojonegoro

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Maman Sudiaman
Pabrik pupuk PT Kujang
Foto: Antara/M Ali Khumaini
Pabrik pupuk PT Kujang

REPUBLIKA.CO.ID, CIKAMPEK -- PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC), siap melebarkan sayap. Salah satunya, dengan membangun pabrik Kujang 1C yang lokasinya, di Bojonegoro, Jatim. Pabrik ini, akan memiliki kapasitas produksi 907.500 ton per tahun. Sedangkan, kebutuhan gasnya mencapai 85 mmscfd.

Direktur Utama PT Pupuk Kujang Cikampek, Bambang Tjahjono, mengatakan, saat ini alokasi gas untuk pabrik Kujang 1C sudah didapatkan dari Blok Cepu. Sambil menunggu keputusan harga gas dari pemerintah, perusahaan BUMN ini telah menyiapkan izin Ho. 

"Adapun pengadaan lahan, telah kita tetapkan sesuai dengan mekanisme tahan untuk kepentingan umum," ujar Bambang, kepada Republika.co.id,baru-baru ini.

Dengan kondisi ini, pabrik baru ini akan segera terealisasi. Rencananya, pengoperasian pabrik ini mulai 2019 mendatang. Menurut Bambang, pembangunan pabrik baru ini berperan strategis dalam upaya memenuhi kebutuhan Urea untuk wilayah Jateng dan Jatim. Selama ini, kedua provinsi tersebut mendapat suplai Urea dari Bontang, Kaltim dan Sumatera Selatan. 

Karena itu, Pupuk Kujang diberi kepercayaan oleh pemerintah untuk melebarkan sayap di wilayah paling timur Pulau Jawa tersebut. Supaya, ketersediaan pupuk bersubsidi bagi petani ini, bisa mendorong peningkatkan swasembada pangan. "Kalau untuk Jabar, ketersediaan Ureanya sangat melimpah," ujarnya. 

Saat ini saja, lanjut Bambang, stok pupuk di gudang lini III, mencapai 127.200 ton. Terdiri dari, Urea 104 ribu ton. NPK 16.700 ton. Serta, pupuk organik mencapai 6.500 ton. Stok ini, sangat mencukupi untuk musim tanam kedepan. 

Sementara itu, Ketua KTNA Jabar Rali Sukari, mengatakan, pihaknya ingin ketersediaan pupuk sepanjang 2016 ini aman. Pasalnya, diprediksi selama tahun ini akan terjadi tiga kali tanam. Yaitu, musim tanam 2015-2016 yang dimundurkan ke 2016. Kemudian, musim tanam 2016-2016. Serta, musim tanam 2016-2017 yang dimajukan di tri mester akhir 2016.

"Dengan masa tanam tiga kali ini, maka harus ada jaminan pupuknya," ujar Rali.

Akan tetapi, pihaknya mendengar kuota pupuk terutama Urea, akan dikurangi. Yaitu, dari usulan 604 ribu ton, yang terealisasi hanya sekitar 507 ribu ton. Dengan kondisi ini, dikhawatirkan Jabar akan kekurangan Urea. Sebab, realisasi kuotanya kurang dari usulan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement