REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hanya dalam hitungan hari Indonesia akan memasuki Masyarakat Ekonomi Asean. Dimana 10 negara Asean, termasuk Indonesia, akan memiliki pasar tunggal yang memberi ruang terbuka bagi arus barang, modal dan tenaga kerja.
Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga menilai masyarakat Indonesia terutama pelaku bisnis mikro kecil dan UKM tak perlu takut dengan kehadiran MEA. MEA, menurut dia, adalah peluang besar.
Karena deklarasi MEA menurut dia bukan pemberlakuan pasar bebas. "Catat, kerjasama ini bukan perdagangan bebas tapi hubungan saling menguntungkan," ucap dia usai membuka pertandingan Kejuaraan Futsal Antar Forum Wartawan 2015 memperebutkan Piala Menteri Koperasi dan UKM yang diselenggarakan Forum Wartawan Koperasi (Forwakop), Ahad (20/12).
Kerjasama saling menguntungkan ia yakini sebagai prasyarat utama terbentuknya MEA. Sehingga tak mungkin ada satu negara yang mengalami tekanan, apalagi kehilangan pangsa pasar akibat MEA.
Apalagi Indonesia menjadi salah satu basis terbesar dalam Masyarakat Ekonomi Asean. Dimana 42 persen dari konsumen atau pengguna barang dan Jasa Asean adalah masyarakat Indonesia.
Meski begitu untuk menghadapi MEA, pemerintah telah menyiapkan beragam hal termasuk penurunan suku bunga Kredit Usaha Rakyat. “Dan bunganya kembali turun dari sekarang 12 persen per tahun, nanti menjadi sembilan persen saja,” kata dia.