REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- The Fed telah memberikan kepastian untuk menaikkan suku bunganya, Namun nyatanya hal ini tidak berdampak signifikan pada pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dimana cenderung mengalami pelemahan dibandingkan pergerakan mata uang lainnya.
Analis riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan adanya ketidakpastian yang sebelumnya menyelimuti pergerakan mata uang global kini mulai mereda. Pelaku pasar pun memilih mentransaksikan beberapa mata uang yang dinilai memiliki risiko lebih tinggi, seperti yuan Cina, yen Jepang, won Korea, dan beberapa mata uang lainnya.
"Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh rupiah untuk kembali bertahan di zona hijaunya. Apalagi BI rate diperkirakan akan tetap sehingga tidak terlalu menganggu laju rupiah," kata dia dalam pernyataan tertulis, Jumat (18/12).
Sebelumnya Reza menyampaikan bahwa laju rupiah diharapkan dapat kembali melanjutkan penguatan seiring kepastian telah dinaikannya suku bunga The Fed. Meski laju dolar AS sempat melemah pada perdagangan valas di pasar uang Asia, namun kini terpantau kembali menguat terhadap sejumlah mata uang di pasar spot global. Untuk itu, tetap cermati imbas kembali positifnya laju dolar AS terhadap laju rupiah nantinya.
"Laju rupiah masih dimungkinkan dapat kembali mengalami kenaikan asalkan pelaku pasar tidak switching signifikan pada dolar AS yang sedang menguat tersebut," ujarnya.