Kamis 17 Dec 2015 17:08 WIB

The Fed Naikkan Bunga, BI Bisa Turunkan Suku Bunga

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Dwi Murdaningsih
The Federal Reserve Bank of New York (File)
Foto: en.wikipedia.org
The Federal Reserve Bank of New York (File)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) berkesempatan menurunkan suku bunganya pascakenaikan suku bunga yang dilakukan oleh bank sentral Amerika, Federal Reserve, (The Fed). Sebab, saat ini telah ada kepastian dari The Fed yang bisa mengalkulasi keresahan para pelaku usaha.

Beberapa bank di Amerika mulai menaikkan suku bunganya dari 3,25 persen menjadi kisaran 3,5 persen. "Mereka suku bunganya rendah makanya dinaikkan sedangkan kita suku bunganya sudah cukup tinggi," ujar Direktur Eksekutif Institute Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati kepada Republika.co.id, Kamis (17/12).

Imbas dari kenaikan suku bunga The Fed menjadi sekitar 0,5 persen tidaklah banyak. Selain karena rencana kenaikan tersebut sudah disinggung sejak lama, pelaku dunia usaha juga sudah banyak yang memitigasi risiko dan mengantisipasinya. Kecuali jika kenaikan ini terjadi secara tiba-tiba pasti akan menyebabkan kekagetan di kalangan usaha.

Kenaikan ini justru telah ditunggu-tunggu sejak dua tahun lalu. Menurut dia, apapun yang dilakukan The Fed tidak akan mengganggu dunia usaha asal ada kepastian. "Yang penting stabil, jangan terlalu fluktuatif. Misalnya, percuma saja kalau sekarang nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Rp 13 ribu namun sepekan kemudian naik lagi ke Rp 14 ribu," jelasnya.

Soal nilai tukar rupiah, Enny menyebut sekarang yang terpenting adalah bagaimana pemerintah memanfaatkan kondisi yang ada. Artinya, kalau rupiah rendah atau masih terdepresiasi, ini momentum untuk segera melakukan transformasi struktur ekonomi Indonesia yang tergantung pada impor. Pemerintah harus memperhatikan bagaimana cara mempercepat pemberian fasilitas dan insentif untuk industri impor dan ekspor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement