Kamis 17 Dec 2015 07:52 WIB

Pemerintah Diminta tak Reaktif Tanggapi Defisit Neraca Perdagangan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
Ekspor-impor (ilustrasi)
Ekspor-impor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom yang merupakan mantan Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis Kantor Staf Kepresidenan Purbaya Yudhi Sadewa meminta pemerintah tak terlalu reaktif menyikapi defisit neraca perdagangan Indonesia pada November 2015.

Neraca perdagangan Indonesia pada November tercatat defisit 46,4 juta dolar AS. Namun, secara total dari Januari hingga November masih surplus 7,81 miliar dolar AS.

"Bersikap wajar saja, apalagi jika neraca perdagangan Indonesia defisit karena impor tumbuh lebih cepat, itu berarti tanda-tanda ekonomi mulai baik lagi," kata Purbaya dalam seminar business outlook 2016, Rabu (16/12). Itu artinya, permintaan dalam negeri meningkat.

Purbaya pun meminta agar pemerintah terus membangun dan meningkatkan ekonomi domestik dalam negeri. Sebab menurutnya potensi ekonomi domestik Indonesia sangat bagus.

Sektor pariwisata yang dulu hanya dipandang sebagai komponen sosial sekarang sudah mulai diperhatikan sebagai komponen pendongkrak ekonomi. Begitu pun dengan ekonomi kreatif yang mestinya didukung dengan beragam persiapan.

Sebelumnya Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan defisitnya neraca perdagangan Indonesia lantaran kondisi ekspor yang belum pulih. Hal tersebut tak lepas dari kondisi perekonomian global. Penyebab lainnya, masih terjadi pelambatan ekonomi di Tiongkok dan sejumlah negara tujuan ekspor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement