REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Di era teknologi canggih ini, perusahaan taksi Blue Bird meluncurkan aplikasi My Blue Bird. Aplikasi tersebut merupakan layanan taksi online yang diklaim hadir pertama kali di Bandung.
Layanan ini juga, diluncurkan untuk mendukung pariwisata di kawasan Bandung Raya. Peluncuran aplikasi My Blue Bird dilakukan di kawasan Jalan Setiabudi, Kota Bandung, Rabu (16/12).
"Melalui aplikasi My Blue Bird ini, kami bidik masyarakat pengguna gadget di Bandung, terutama anak muda," ujar Direktur PT Blue Bird Tbk, Sigit P Djokosoetono kepada wartawan. Menurut Sigit, para penumpang dapat semakin mudah mendapatkan layanan Blue Bird, yang sudah terbukti keamanan dan kenyamanannya. Sebenarnya, aplikasi ini sudah dimiliki Blue Bird sejak 2011.
Namun, dengan merebaknya penggunaan smart phone terutama di Kota Bandungg, teknologi saat ini bisa menjadi ujung tombak pertaksian. "Kami masih membuka pemesanan taksi konvensional. Taksi kami, masih bisa di stop di pinggir jalan," katanya.
Sigit mengatakan, saat ini pemesanan taksi masih banyak melalui call center. Namun, setelah 2 tahun ada aplikasi on line, mulai terjadi peningkatan penggunaan pemesanan secara on line.
Menurut dia, ada sebanyak 261 unit kendaraan yang tersedia mulai dari jenis sedan hingga MPV yang sudah bisa dipesan lewat smartphone penggunanya. Layaknya, layanan ojek online yang sedang mewabah, pemesanan juga tidak jauh berbeda.
"Dengan aplikasi ini, pelanggan dapat semakin mudah mendapatkan layanan kami," katanya.
Dikatakan Sigit, yang terpenting, pelanggan bisa melakukan perencanaan perjalanan dengan aman dan akurat. Melalui aplikasi itu, penumpang juga bisa mengetahui persis keberadaan taksi yang dipesan, nomor taksi, dan identitas pengemudinya.
Keistimewaan lain, aplikasi ini juga dilengkapi fitur 'call driver', dimana pelanggan yang ingin langsung konfirmasi keberadaan armada yang akan menjemputnya, bisa langsung menelpon pengemudi tanpa menghubungi call center.
Aplikasi My Blue Bird merupakan penyempurnaan dari Blue Bird Taxi Mobile Reservation yang sudah dioperasikan sejak tahun 2011.
Sementara menurut Kepala Dishub Kota Bandung, Ricky Gustiadi, Ia menyambut baik hadirnya layanan aplikasi tersebut. Karena, sebagai bukti bahwa perusahaan operator taksi bisa bersaing ditengah globalisasi dan perdagangan bebas. Intinya, organisasi jasa memang harus siap bersaing, karena ada sembilan taksi di Bandung.
"Dan ini yang pertama, saya harap ini yang delapan bisa menyusul, " katanya.