Rabu 02 Dec 2015 15:38 WIB

Neraca Perdagangan Indonesia Bisa Naik dengan Yuan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Ekspor Impor (ilustrasi)
Foto: Republika
Ekspor Impor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Eksportir Indonesia Toto Dirgantoro mengatakan, dengan ditetapkannya yuan sebagai mata uang global maka dapat membantu perdagangan negara-negara berkembang. Hal ini juga dapat memacu perkembangan perekonomian Indonesia.

"Tentu saja, ini dapat meningkatkan neraca perdagangan kita dengan Cina," ujar Toto kepada Republika, Rabu (2/12).

Toto menjelaskan, selama ini perdagangan Indonesia dengan Cina selalu menggunakan mata uang dolar AS dengan nilai tukar yang tinggi. Menurutnya, dengan keputusan IMF menjadikan yuan sebagai mata uang global maka seharusnya nilai tukar rupiah terhadap yuan akan lebih murah. Selain itu, hal tersebut juga dapat membuat rupiah menguat.   

Sementara itu, Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan, impor Indonesia dari Cina sebesar 30 miliar dolar AS per tahun dan ekspor Indonesia ke Cina mencapai 16 miliar dolar AS. Dengan ditetapkannya yuan sebagai mata uang global, maka akan mengurangi permintaan dolar AS di dalam negeri.  

"Target saya kalau kita bisa menggeser sepertiga dari impor kita dari bayar dolar ke bayar dengan renminbi, maka akan mengurangi permintaan dolar sebesar 10 miliar dolar AS per th secara permanen," kata Thomas.

Menurut Thomas, dengan ditetapkannya yuan sebagai mata uang global, maka penyedia likuiditas dunia makin variatif dan mengurangi tekanan dolar AS terhadap mata uang lainnya, termasuk rupiah.

Baca juga: IMF Setujui Yuan Jadi Mata Uang Global

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement