REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla meresmikan pengoperasian Residual Fluid Catalytic Cracking Refinery Unit IV Cilacap yang diklaim berhasil memanfaatkan residu menjadi produk kilang bernilai tinggi.
RFCC akan mengolah feed stock berupa LSWR (Low Sulfur Waxy Residue) sebanyak 62.000 barel per hari, yang dihasilkan dari Crude Distillation Unit (CDU) II menjadi produk bernilai tinggi, yaitu HOMC, peningkatan produksi LPG dan produk baru Propylene. Proyek dengan nilai investasi 846,89 juta dolar AS tersebut dilaksanakan oleh konsorsium Adhi-GS E&C.
RFCC memiliki 21 unit equipment dan telah sukses beroperasi dan meneteskan produk perdananya pada 30 September 2015. Pada saat beroperasi 100 persen, RFCC dapat memproduksi HOMC sekitar 37 ribu barel per hari, 1.066 ton per hari LPG, dan 430 ton per hari propylene.
Dari produksi HOMC tersebut, sebagian besarnya diproses lebih lanjut untuk diproduksikan menjadi Premium. Saat ini, produksi Premium dari kilang Cilacap sebanyak 61 ribu barel per hari dan dengan beroperasinya RFCC, produksi Premium dari Kilang Cilacap akan menjadi 91 ribu barel per hari sehingga impor Premium dapat ditekan.
Jusuf Kalla menyatakan, pemerintah mendukung penuh upaya-upaya bagi terwujudnya kemandirian energi nasional, di antaranya melalui peningkatan produksi BBM di dalam negeri untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Secara bertahap, ungkapnya, Indonesia harus dapat mengurangi impor BBM, bahkan dengan terus bertambahnya kapasitas kilang sebagaimana telah dan akan dilaksanakan Pertamina ke depan.
"Kami optimistik Indonesia dapat terbebas sama sekali dari impor BBM,” kata JK, Kamis (26/11).
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menambahkan, Pertamina berkomitmen terus melakukan upgrading dan pengembangan Kilang Cilacap dan kilang-kilang milik perusahaan lainnya. Menurut dia, dengan semakin efisiennya kilang Pertamina semakin kompetitif dalam persaingan dalam penyediaan BBM di pasar yang semakin terbuka.
Selain itu, katanya, banyak dampak berganda yang dapat dirasakan oleh masyarakat dari setiap proyek yang dilaksanakan Pertamina. Sebagai contoh, lanjut Dwi, proyek RFCC Cilacap dapat memberikan lapangan pekerjaan untuk 8.700 orang selama proyek dan 400 orang saat beroperasi.
“RFCC Cilacap juga telah memberikan kontribusi pajak untuk pemerintah dan percepatan pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar proyek, bahkan manfaat dapat menjangkau tidak kurang dari 16 ribu orang selama proyek berlangsung,” kata Dwi.