Kamis 26 Nov 2015 05:40 WIB

Harga Emas Berjangka Turun

Emas berjangka
Foto: forbes
Emas berjangka

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun pada Rabu waktu setempat atau Kamis (26/11) pagi WIB. Penurunan emas didorong oleh data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan memberikan tekanan terhadap logam mulia.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun 3,8 dolar AS, atau 0,35 persen, menjadi menetap di 1.070,00 dolar AS per ounce. Emas berada di bawah tekanan ketika laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS menunjukkan pesanan baru AS untuk barang manufaktur tahan lama pada Oktober meningkat 6,9 miliar dolar AS, atau 3,0 persen, jauh di atas konsensus pasar. Peningkatan ini setelah turun 0,8 persen pada September.

Federal Reserve AS memantau laporan secara cermat, karena peningkatan upah dan gaji merupakan indikasi inflasi dan lebih kendurnya pasar tenaga kerja. Sementara itu, penjualan rumah keluarga tunggal baru di AS pada Oktober 2015 berada di tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 495.000 unit, menurut Departemen Perdagangan Rabu. Angka ini 10,7 persen di atas tingkat direvisi September pada 447.000 unit dan 4,9 persen di atas perkiraan Oktober 2014 di 472.000 unit.

Para analis mencatat bahwa persediaan properti yang akan dijual berada pada tingkat tertinggi sejak awal 2010 dan dengan laporan penjualan rumah baru sebelumnya menunjukkan penurunan besar, laporan ini membantu ekuitas AS dan menempatkan tekanan pada emas. Analis percaya data yang positif ini akan membuat kasus yang kuat bagi The Fed untuk menaikkan suku bunganya selama pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Desember.

Harapan awalnya untuk penundaan kenaikan suku bunga hingga 2016, tetapi pertemuan FOMC pada akhir Oktober meninggalkan pintu terbuka untuk kemungkinan kenaikan suku bunga pada akhir tahun. Peningkatan suku bunga The Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement