Kamis 19 Nov 2015 23:05 WIB

Wisata Syariah Disambut Antusiasi di Arab Saudi

Lombok menjadi salah satu destinasi wisata halal
Foto: bppdntb
Lombok menjadi salah satu destinasi wisata halal

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhammad Fauzal menilai Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI berhasil mempromosikan wisata syariah ke Arab Saudi.

"Perjalanan promosi wisata (syariah) ini sukses besar," kata Fauzan saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (19/11).

Fauzan menjadi salah satu tim promosi yang turut serta dalam rombongan Kemenpar RI ke tiga kota di Arab Saudi. Fauzan menyebutkan rombongan Kemenpar RI mengunjungi kota pertama yakni Riyadh. Di sana mereka mendapatkan sambutan dan antusias tinggi dari pegiat pariwisata setempat.

Fauzan mengatakan tim akan mendatangi kota tujuan selanjutnya yakni Dammam dan Jedah. Tujuannya untuk membawa misi promosi wisata syariah di Indonesia.

Fauzan menjelaskan pihaknya meyakinkan para pegiat pariwisata di negara Timur Tengah untuk menggambarkan destinasi wisata Indonesia khususnya Lombok (NTB) dan Indonesia bagian timur. Bahkan pebisnis wisata asal Arab Saudi mencari destinasi yang memenuhi syarat syariah. "Terlebih Lombok yang sukses menggondol dua penghargaan pada anugerah World Halal Summit," ujarnya. 

Pada akhir 2015, Fauzan menyatakan Lombok akan kedatangan wisatawan asal Timur Tengah. Pemerintah Provinsi NTB menargetkan ada dua juta orang wisatawan.

Sementara itu, pemerhari pariwisata dari "Center for Indonesia Tourism Studies" Medrial Alamsyah menambahkan Arab Saudi merupakan negara potensi bagi pasar wisata Indonesia dengan jumlah sekitar empat juta wisatawan.

Medrial mengungkapkan empat juta turis asal Arab Saudi berwisata ke luar negeri dengan mengeluarkan dana sekitar 6,4 miliar Dolar AS. Data United Nations International Tourist Organization, menurut Medrial menunjukkan Arab Saudi menduduki peringkat pertama dari 139 negara yang mengeluarkan pendapat tertinggi untuk biaya wisata.

Medrial menyarankan pemerintah Indonesia lebih fokus mempromosikan potensi wisata menyesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan wisatawan mancanegara.

"Pemerintah Indonesia perlu menggunakan strategi digital hingga memungkinkan untuk mengetahui kebutuhan langsung wisatawan mancanegara," tutur Medrial.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement