REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) meyakini industri perlindungan berbasis hukum Islam tersebut akan tetap tumbuh meski tidak sebesar pertumbuhan pada 2013.
"Berdasarkan perkiraan dan perkembangan laju perekonomian nasional dan global di tahun 2016, kami yakin asuransi syariah akan tetap bertumbuh meski tidak sebesar sampai awal tahun 2013," kata Ketua Umum AASI Adi Pramana di Jakarta, Kamis (19/11).
Rasa optimistis tersebut diungkapkan oleh Adi karena sebelumnya ada prediksi dari Bank Indonesia (BI) yang menyatakan bahwa pada tahun 2016 perekonomian Indonesia akan tumbuh di atas lima persen.
Pertumbuhan asuransi syariah tersebut, baik dari segi pendapatan kontribusi (premi), aset, dan investasi di 2016, diperkirakan akan tumbuh dari 10 persen hingga 30 persen.
"Tak hanya itu, market share asuransi syariah juga diprediksi mengalami pertumbuhan, kami harapkan dapat mencapai di atas 5,5 persen hingga 7 persen," ujar Adi.
Harapan pertumbuhan asuransi Syariah ini juga diyakini oleh Adi akan terealisasi karena meski hingga kuartal III 2015 ada perlambatan ekonomi, sektor ini masih tetap tumbuh dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hingga kuartal III 2015, AASI mencatat industri asuransi syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan pada seluruh indikator yang mencakup aset, investasi, kontribusi bruto, dan klaim bruto.
"Aset mengalami pertumbuhan 14,27 persen, investasi tumbuh 14,98 persen, kontribusi bruto 13,07 persen, dan klaim bruto tumbuh 13,81 persen," tuturnya.
Dari catatan AASI, pertumbuhan tersebut memiliki rincian sebagai berikut, aset tumbuh menjadi Rp 23,64 miliar dibandingkan 2014 sebesar Rp 20,687 miliar. Investasi sebesar Rp 20,609 miliar dibanding tahun sebelumnya Rp 17,924 miliar.
Untuk kontribusi bruto pada kuartal III 2015, AASI mencatat pertumbuhannya senilai Rp 7,653 miliar dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya di angka Rp 6,768 miliar. "Sedangkan klaim bruto kita sampai kuartal III tahun 2015 mencapai Rp 2,476 miliar yang naik dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu di angka Rp 2,175 miliar," katanya.
Melihat pertumbuhan itu, AASI pun semakin optimis untuk mencapai target di 2016. Untuk mencapai target tersebut, AASI menggandeng Kementerian Koperasi dan UMKM, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Hal ini untuk mengembangkan saluran distribusi asuransi syariah yang baru," katanya menambahkan.