REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai kapitalisasi pasar (market cap) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencapai Rp 263,9 triliun setelah 12 tahun melakukan pencatatan saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Nilai tersebut menempatkan BRI sebagai bank BUMN dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia.
Sedangkan, dari 86 emiten di sektor finansial yang terdaftar di BEI, kapitalsiasi pasar BRI menempati urutan terbesar kedua. "Ini apresiasi pasar, yang pasti selama 12 tahun kita tumbuh 24 kali pertumbuhan maka kita mencapai market cap sebesar itu," ujar Direktur Utama BRI, Asmawi Syam, usai membuka perdagangan saham di Gedung BEI, Selasa (10/11).
Pada 10 November 2003 silam, BRI secara resmi melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia. Harga per lembar sahamnya pada waktu itu tercatat sebesar Rp 875 per lembar. Setelah 12 tahun kemudian atau tepatnya per akhir pekan minggu I bulan November 2015, harga per lembar saham Bank BRI tercatat sebesar Rp 10.700 per lembar.
"Prestasi dipertahankan dengan cara menjaga layanan kepada nasabah, maka ini bertahan dan menjadi market cap terbesar," lanjutnya.
Rata-rata pertumbuhan tahunan kinerja Bank BRI sejak IPO hingga akhir 2014 untuk kinerja aset tercatat tumbuh sebesar 21,1 persen per tahun. Untuk kinerja penyaluran kredit tumbuh sebesar 23,5 persen per tahun. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 20,7 persen per tahun, sedangkan laba bersih tumbuh hingga 22,5 persen per tahun.
"Selama listing, saham dipengaruhi kinerja kita, yang kita lakukan menjaga keuangan, terutama NPL, CAR, secara infra juga kita membangun kantor-kantor cabang, teras BRI juga ke plosok," ungkap Asmawi.