Ahad 08 Nov 2015 11:21 WIB

Ini Kekhawatiran Konsumen Saat Transaksi Elektronik

Red: Nur Aini
transaksi online
transaksi online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- MasterCard Safety and Security Index mengungkapkan konsumen di kawasan Asia Tenggara dan kawasan Cina menyatakan pencurian identitas dan berbagai penyalahgunaan kartu ATM menjadi dua masalah keamanan utama yang dikhawatirkan saat melakukan pembayaran elektronik.

Berdasarkan survei yang dilakukan MasterCard, 42 persen konsumen di negara-negara Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam) paling khawatir terhadap penipuan atau pun kecurangan terkait dengan penggunaan ATM seperti pencurian kartu, penggandaan kartu maupun skimming.

"Pada kedua kawasan tersebut, diketahui bahwa kekhawatiran tersebut tidak berasal langsung dari pengalaman pribadi masyarakat, melainkan dari hasil pemberitaan mengenai pencurian tersebut di media massa," ungkap Presiden MasterCard Asia Pasifik, Ari Sarker dalam siaran pers Ahad (8/11).

Menurut dia, dalam penelitian ini juga diungkapkan bahwa secara keseluruhan, konsumen di kawasan Asia Tenggara serta Taiwan dan Hong Kong merasa lebih aman untuk bertransaksi langsung di toko dibandingkan dengan pembayaran secara online atau daring.

"Meskipun demikian, Cina menjadi satu-satunya negara di mana para konsumennya merasa bahwa pembayaran 'online' lebih aman dibandingkan dengan pembayaran langsung di toko, bahkan melebihi Singapura," ujar Ari.

MasterCard Safety and Security Index juga memperkuat fakta bahwa bank senantiasa memainkan peran penting dalam menjamin keamanan pembayaran bagi konsumen di Asia Tenggara.

"Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat kepercayaan konsumen kepada bank serta kepercayaan konsumen bahwa bank dapat membantu mereka untuk mengatasi isu-isu yang muncul terkait dengan keamanan transaksi pembayaran," papar Ari.

Ia mengatakan bahwa bank sering kali menjadi garis perlindungan terdepan dan solusi bagi korban penipuan transaksi daring. Menurut Ari, hampir setengah dari seluruh konsumen di Asia Tenggara yang pernah mengalami kejahatan terkait dengan penggunaan ATM langsung mendatangi bank penerbit kartu mereka sebagai langkah pertama untuk meminta saran.

"Fakta bahwa mayoritas pemegang kartu memiliki hubungan baik dengan bank, juga memiliki korelasi yang mendalam terhadap sentimen mengenai siapa yang paling bisa mereka percaya untuk menjamin keamanan saat melakukan pembayaran elektronik," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement