REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pasar global untuk jasa keuangan syariah mencapai dua triliun dolar AS pada 2014. Angka ini meningkat 12 persen dari tahun sebelumnya dan terhitung meningkat tiga kali lipat sejak awal perlambatan ekonomi pada 2007. Dengan perkembangan tersebut, Inggris ingin memimpin pasar keuangan syariah yang terbesar di negara-negara Barat.
London tercatat sebagai pusat keuangan syariah terkemuka di Barat. Inggris merintis sejumlah industri keuangan syariah dengan perkembangan yang signifikan. Aset lembaga keuangan Inggris yang menawarkan layanan keuangan syariah mencapai 4,5 miliar dolar pada akhir 2014. Dari lebih dari 20 bank di Inggris, lima diantaranya menerapkan sistem obligasi Syariah sepenuhnya dan menawarkan layanan keuangan syariah, hampir dua kali lipat dari Amerika Serikat. Saat ini terdapat lebih dari 100 ribu pelanggan ritel keuangan syariah di Inggris.
Chris Cummings, Direktur Eksekutif TheCityUK menegaskan bahwa industri keuangan syariah global adalah bagian hidup, dinamis, dan berkembang pesat dari sistem keuangan di seluruh dunia. Selain itu, mereka menawarkan pertumbuhan yang potensial. Aset obligasi syariah lebih tinggi satu persen dari aset keuangan di dunia.
"Sebagai pusat keuangan syariah terkemuka Barat, Inggris telah berada di garda terdepan sebagai kunci perkembangan untuk industri di Eropa dan memiliki posisi yang baik untuk menangkap bisnis keuangan syariah terus membesar dalam tahun-tahun mendatang," katanya menurut Albawaba, Kamis (5/11).
Dia melanjutkan, mereka sudah memimpin negara-negara Barat dalam infrastruktur yang mendukung dan lingkungan untuk keuangan syariah. Infrastruktur itu dengan layanan yang ditawarkan oleh perantara keuangan, manajer aset, penyedia asuransi, dan lebih dari 30 hukum internasional, akuntansi, dan konsultan perusahaan. Inggris juga merupakan pemimpin dunia dalam mengembangkan keterampilan dalam keuangan syariah, dengan sekitar 70 lembaga pendidikan yang menawarkan program studi keuangan syariah di tingkat sarjana dan pascasarjana.
TheCityUK dalam laporannya menyoroti pentingnya peran dalam mendukung kebijakan pemerintah yang dilaksanakan selama dekade terakhir. Mereka telah bermain dalam mengembangkan posisi di Inggris sebagai pusat keuangan syariah, menciptakan kerangka fiskal dan peraturan untuk memperluas pasar untuk produk-produk keuangan syariah.
Selain itu, terbentuknya UK's Islamic Finance Task Force pada 2013 dan peluncuran Lembaga Perdagangan Jasa Keuangan dan Investasi (FSTIB) juga telah mendukung pengembangan sektor, yang membantu untuk meningkatkan investasi ke dalam serta memperkuat ekonomi. Menurut Cummings, mereka harus memastikan Inggris tetap mempertahankan posisinya yang terkemuka dalam pembiayaan secara syariat Islam dan menjadi pemain terkemuka dalam pengaturan Syari'at yang sesuai standar internasional. Hal itu dinilai akan menjadi penting bagi pemerintah, regulator, dan industri untuk bekerja sama.
"Perkembangan besar seperti adanya sukuk Inggris, yang pertama kalinya ada di luar dunia Islam, dan inisiatif pemerintah Inggris lainnya untuk menciptakan lapangan bagi lembaga-lembaga Islam dan adanya klien sangat penting. Ini adalah bagian dari apa yang membuat Inggris menjadi pusat keuangan internasional terkemuka," katanya.
Dia meyakini terdapat begitu banyak kesempatan untuk mengembangkan pasar ini. Mereka berharap untuk memperluas pekerjaan mereka, dengan mendorong pemerintah Inggris untuk memgatur investasi masuk melalui keuangan syariah dan membantu menciptakan lingkungan politik yang mendukung inovasi.