Rabu 04 Nov 2015 12:46 WIB

Nielsen: Masyarakat Semakin Khawatir Perekonomian Indonesia

Rep: Satria K Yudha/ Red: Erik Purnama Putra
Aktivitas pedagang ayam ras di Pasar Palmerah, Jakarta, Senin (2/11).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Aktivitas pedagang ayam ras di Pasar Palmerah, Jakarta, Senin (2/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei terkemuka, Nielsen Indonesia menyampaikan indeks kepercayaan konsumen Indonesia pada kuartal III 2015 turun empat poin menjadi 116 terhadap kuartal II 2015. Indeks ini merupakan rekor terendah.

"Biasanya kita paling rendah itu indeksnya 120," kata Managing Director Nielsen Indonesia Agus Nurudin, Rabu (4/11).

Agus merinci, turunnya tingkat kepercayaan konsumen Indonesia disebabkan penurunan pada tiga indikator. Pertama mengenai persepsi mengenai prospek lapangan kerja dalam 12 bulan ke depan yang turun dari 68 persen pada kuartal II menjadi 64 persen.

Kedua, mengenai kondisi keuangan pribadi yang menurun tajam dari 80 persen menjadi 64 persen. Sedangkan yang terakhir optimisme mengenai keinginan atau niat untuk belanja yang turun dari 53 persen menjadi 49 persen.

"Angka tersebut mencerminkan bahwa masyarakat Indonesia khawatir dengan peluang lapangan pekerjaan, keuangan, dan cenderung ingin lebih berhemat," ujar Agus.

Meski terjadi penurunan indeks, peringkat Indonesia masih berada di posisi 10 besar dunia. Indonesia menempati peringkat empat setelah India, Amerika Serikat dan Filipina. Sedangkan di level Asia Tenggara, Indonesia berada di urutan ketiga setelah India dan Filipina.

Agus menjelaskan, indeks kepercayaan konsumen mengukur persepsi mengenai prospek lapangan pekerjaan, kondisi keuangan pribadi serta niat untuk berbelanja. Di Indonesia, survei dilakukan terhadap 523 koresponden melalui internet.

Tingkat kepercayaan konsumen menunjukkan sikap optimisme apabila indeksnya berada di atas 100. Sedangkan di bawah 100 menandakan pesimisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement