Selasa 03 Nov 2015 16:41 WIB

Serapan Kredit Sektor Maritim Lewat Program Jaring Tinggi

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
  Pekerja mempersiapkan ikan di Pasar Ikan Muara Baru, Jakarta, Jumat (30/10).   (Antara/Wahyu Putro)
Pekerja mempersiapkan ikan di Pasar Ikan Muara Baru, Jakarta, Jumat (30/10). (Antara/Wahyu Putro)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyaluran kredit baru sektor maritim lewat Program Jangkau Sinergi dan Guideline (Jaring) mencapai Rp 4,41 triliun. Kredit tersebut disalurkan oleh delapan bank rekanan sejak peluncuran program Jaring pada Mei 2015 sampai September 2015.  

Realisasi penyaluran kredit tersebut sudah mencapai 82,09 persen dari target agregat delapan bank rekanan sebesar Rp 5,37 triliun. Delapan bank tersebut yakni, BRI, BNI, Bank Mandiri, Danamon, BTPN, Bank Permata, Bukopin, dan BPD Sulselbar. 

Program Jaring bertujuan menjawab kebutuhan stakeholder terhadap informasi tentang database Kelautan dan Perikanan, skim pembiayaan, pemetaan risiko bisnis, dan dukungan regulasi dari otoritas terkait. Pada tahap awal, terdapat delapan bank rekanan sebagai pelopor pembiayaan pada sektor kelautan dan perikanan. Selain itu, komitmen pembiayaan tersebut juga diperoleh dari Industri Keuangan Nonbank (IKNB) melalui konsorsium perusahaan pembiayaan, asuransi jiwa, asuransi umum, dan penjaminan. 

Total pembiayaan delapan bank dan konsorsium IKNB pada sektor kelautan dan perikanan pada Desember 2014 mencapai Rp 10,8 triliun. Komitmen pembiayaan baru ke sektor kelautan dan perikanan sampai dengan Desember 2015 sebesar Rp 7,2 triliun, atau rata-rata pertumbuhan pembiayaan baru (gross) sebesar 66,2 persen dari total pembiayaan Desember 2014. 

Ketua Program Jaring, Slamet Edy Purnomo menjelaskan, komitmen penyaluran kredit baru pada 2015 untuk bank dan IKNB sebesar Rp 7,2 triliun. Sedangkan target delapan bank saja senilai Rp 5,37 triliun.

"Beberapa bank telah mencapai dan melebihi target penyaluran kredit gross, seperti BRI, BTPN, dan BPD Sulselbar," jelasnya dalam konferensi pers di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (3/11).

Slamet Edy menyebutkan secara rinci, realisasi penyaluran kredit BRI dalam program Jaring sampai September 2015 mencapai Rp 2,9 triliun, melebihi targetnya sebesar Rp 2,5 triliun atau 116,7 persen dari target. Sedangkan BNI sudah menyalurkan Rp 393,9 miliar atau 39,4 persen dari targetnya sebesar Rp 1 triliun. Bank Mandiri menyalurkan Rp 624 miliar atau 49,9 persen dari target sebesar Rp 1,25 triliun, Danamon sebesar Rp 107,3 miliar (35,7 persen dari target sebesar Rp 300 miliar, BTPN sebesar Rp 221,9 miliar (443,9 persen dari target sebesar Rp 50 miliar), Bank Permata sebesar Rp 50 miliar (27,7 persen dari target Rp 180 miliar), Bukopin Rp 62,3 miliar (77 persen dari target Rp 81 miliar), serta BPD Sulselbar senilai Rp 32,5 miliar (250,6 persen dari target sebesar Rp 13 miliar).

Slamet Edy menambahkan, pertumbuhan kredit sektor kelautan dan perikanan secara total mencapai 12,4 persen, atau lebih tinggi dari pertumbuhan industri kelautan dan perikanan sebesar 7,6 persen. Pertumbuhan sektor kelautan dan perikanan tersebut lebih tinggi dari industri semenjak 2014, lebih tinggi dari industri. 

 

Dari sisi kualitas kredit, rasio kredit bermasalah (NPL) turun dari 5,96 persen pada 2011 menjadi 2,13 persen pada September 2015. Posisi NPL juga di bawah NPL industri perbankan yang sebesar 2,76 persen. Sedangkan pangsa pasar sektor tersebut sedikit naik dari 0,39 persen pada 2012 menjadi 0,51 persen, dan sektor maritim dari 2,3 persen menjadi 2,5 persen pada 2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement