REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Bank Rakyat Cina (PBOC), Jumat (23/10), memotong rasio persyaratan cadangan (RRR) dari bank dan suku bunga acuan. RRR dipangkas sebesar 0,5 persen untuk mengurangi biaya pendanaan.
Suku bunga acuan juga akan dipotong untuk memastikan likuiditas yang cukup memadai dalam sistem perbankan. PBOC menyatakan, suku bunga untuk satu tahun pinjaman dan deposit akan dipotong sebesar 0,25 persen menjadi 4,35 persen dan 1,5 persen.
Ini adalah pemotongan RRR kelima dalam sembilan bulan dan pemotongan suku bunga keenam dalam 11 bulan oleh Cina. "Hal ini diperlukan untuk melepas lebih banyak likuiditas dan menstabilkan ekspektasi pasar," kata Xu Hongcai, ekonom China Center for International Economic Exchanges, seperti dikutip news.xinhuanet.com, Sabtu (24/10).
Indeks harga konsumen Cina (CPI) tercatat 1,6 persen lebih tinggi pada September dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Xu mengatakan, tingkat inflasi yang rendah membuka ruang untuk pemotongan RRR.
Selama tiga kuartal pertama, investasi aset tetap Cina mengalami kenaikan sebesar 10,3 persen atau 5,8 persen lebih lambat dari periode yang sama tahun lalu.
"Ekonomi riil sedang menghadapi tantangan berat, pemotongan suku bunga dan RRR diharapkan mampu membangun lingkungan moneter yang stabil," kata Zeng Gang, peneliti Akademi Ilmu Sosial Cina.
PBOC mengatakan, dengan ekonomi yang terus melambat dan pasar keuangan global berfluktuasi, gerakan ini bertujuan untuk membangun lingkungan keuangan yang sehat untuk restrukturisasi dan pertumbuhan stabil ekonomi.