Sabtu 24 Oct 2015 17:17 WIB

Pesta Tiga Jam, Pusing Tiga Tahun

Rep: Satria K Yudha/ Red: Erik Purnama Putra
Pekerja sedang melintas didepan Menara Sunlife, Jakarta, Ahad (4/10).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pekerja sedang melintas didepan Menara Sunlife, Jakarta, Ahad (4/10).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Satria K Yudha/Wartawan Republika

Menikah butuh persiapan matang. Bukan hanya persiapan mental, perencanaan keuangan juga penting dilakukan. Apalagi kalau ingin menggelar pesta pernikahan. Jangan sampai biaya menggelar resepsi menjadi beban hingga memasuki kehidupan berumah tangga.

Ero (26), pegawai swasta di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, mengaku menyesal karena harus meminjam uang di bank untuk membiayai pesta pernikahannya yang berlangsung tiga jam pada Maret 2015. Ia mengajukan kredit multiguna Rp 35 juta dengan tenor tiga tahun.

Ero terpaksa mengajukan kredit karena keluarga istrinya kala itu ingin pernikahan dilaksanakan secepatnya dalam hitungan bulan. Sedangkan dia tidak memiliki tabungan atau investasi sedikitpun. "Jalan pintasnya pinjam ke bank karena butuh uang dalam waktu singkat," kata Ero bercerita kepada Republika.

Pinjaman ke bank tersebut menggerus pendapatannya. Gajinya yang sebesar Rp 2,8 juta per bulan, hanya tersisa Rp 400 ribu. Gajinya tersedot untuk membayar angsuran bank Rp 1,5 juta. Selain itu, ia juga masih punya cicilan motor per bulan Rp 900 ribu. "Gaji habis hanya untuk bayar cicilan," ungkapnya.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Ero mengandalkan istrinya yang memiliki gaji Rp 2,3 juta per bulan. Sejak awal, kata Ero, hal ini sudah menjadi kesepakatan saat memutuskan melangsungkan pernikahan sesuai permintaan keluarga istrinya.

Sebenarnya, Ero ingin pernikahan ditunda hingga satu atau dua tahun. Tujuannya, supaya dia punya waktu lebih banyak mengumpulkan uang untuk modal menikah. Namun,  karena istrinya menyatakan siap menerima risiko menikah dengan tambahan modal dari kredit bank, Ero pun menyanggupi mengambil pinjaman yang digunakan sebagai uang seserahan. Sedangkan sisa biaya resepsi ditanggung pihak keluarga istri.

"Saya bilang ke istri saya kalau tetap mau nikah ya saya harus pinjam uang ke bank. Konsekuensinya satu sampai tiga tahun pertama tidak bisa senang-senang. Harus benar-benar irit," ucap Ero.

Karena memiliki beban angsuran selama tiga tahun, Ero bersama istri harus menunda rencana mengambil kredit rumah. Sekarang, ia menumpang di rumah mertuanya di bilangan Ciledug, Jakarta Barat. Dalam sebulan, Ero bersama istri pun masih perlu mengeluarkan uang sekitar Rp 600 ribu untuk bantu-bantu masak dan bayar listrik.

Untuk mendapatkan pinjaman Rp 35 juta, risiko yang diambil Ero juga sangat besar. Pasalnya, ia mengagunkan sertifikat rumah milik orang tuanya. Kalau tak sanggup bayar dalam beberapa waktu sesuai kesepakatan, bisa-bisa rumah orang tuanya disita.

Berbeda dengan Ero, Bintang Satya (25), mengaku sudah mulai menyisihkan sebagian gajinya untuk persiapan pernikahan. Warga Bekasi Timur tersebut bahkan membuka tabungan bersama dengan kekasihnya. Walau belum tahu kapan akan menikah, ia bersama pasangannya berkomitmen menyisihkan gaji masing-masing minimal Rp 500 ribu setiap bulannya.

Meski begitu, Bintang mengaku bahwa uang tabungan tersebut kadang-kadang terpakai. Entah itu untuk menonton bioskop atau sekadar makan di sebuah restoran. "Namanya juga uang ada di kartu ATM, kadang-kadang ya suka main pakai saja," ucap Bintang.

Rencanakan dengan matang

Apa yang dialami Ero tidak akan terjadi apabila masalah finansial disiapkan dengan matang.  Apalagi, saat ini sudah ada begitu banyak produk-produk perencanaan keuangan. Salah satu yang patut dicoba adalah produk Asuransi Brilliance Sejahtera yang ditawarkan PT Sun Life Financial Indonesia.

Head of Marketing PT Sun Life Financial Indonesia Shierly Ge mengatakan, Asuransi Brilliance Sejahtera merupakan produk unggulan Sun Life. Produk ini merupakan produk asuransi berbasis unit link yang memadukan manfaat proteksi dan investasi yang mudah dicairkan. Dengan produk ini, nasabah dapat menentukan jenis investasi sesuai profil risiko dan tujuan investasinya.

"Jika nasabah mengejar hasil investasi, maka perbanyaklah alokasi premi untuk investasinya," kata Shierly kepada Republika.co.id.

Selain untuk mempersiapkan dana seperti dana pernikahan, tambah Shierly, produk ini juga dapat digunakan untuk perencanaan keuangan setelah menikah. Misalnya dana pendidikan anak di masa depan. Produk ini juga dilengkapi beragam manfaat tambahan untuk memaksimalkan proteksi nasabah.

Shierly menjelaskan, Asuransi Brilliance Sejahtera dapat dimiliki oleh seseorang sejak pertama kali bekerja dan mendapat gaji tetap. "Semakin jauh persiapan itu dilakukan, maka semakin kecil kemungkinan untuk mengambil keputusan mengambil pinjaman," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement