REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Institute National Development and Financial (Indef) Enny Sri Hartati mengapresiasi perubahan struktural yang dilakukan pemerintahan Jokowi-JK selama itu mampu mengubah dari yang tidak produktif menjadi produktif. Menurutnya, pemerintah jangan hanya memikirkan target jangka panjang, tetapi juga jangka pendek.
"Kalau tidak disertai perbaikan jangka pendek bagaimana mungkin kita bisa optimis investor akan masuk, terutama investor baru," kata Enny dalam Seminar Nasional bertajuk "Ekonomi Indonesia Menuju Krisis?" di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Jalan Yos Sudarso Kav. 87, Sunter, Jakarta Utara, Rabu (21/10).
Mengenai pelemahan nilai rupiah terhadap dolar AS, ia sepakat jika hal itu terjadi lantaran adanya faktor eksternal. Namun, ia meminta pemerintah untuk fokus membenahi struktur perekonomian dalam negeri itu sendiri.
"Kalau depresiasi kita terjunnya agak bebas, persoalannya struktur ekonomi kita berbeda, ekspor kita tidak pernah lebih dari 30 persen saat normal, sekarang ekspor hanya sekitar 25 persen," lanjutnya.
Meski tidak menampik adanya faktor eksternal, Enny juga mensinyalir ada faktor lain, utamanya faktor internal yang menyebabkan rupiah jatuh terlalu dalam.