Rabu 21 Oct 2015 13:28 WIB

'Data Inflasi Pangan BPS dan Kementan Sering Beda'

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nur Aini
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), (kiri) didampingi Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadi Wibowo (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan terkait inflasi pada Agustus di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (1/
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), (kiri) didampingi Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadi Wibowo (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan terkait inflasi pada Agustus di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (1/

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suahasil Nazara mengatakan persoalan inflasi pada sektor makanan, kerap disebabkan adanya perbedaan data antara kementerian dan lembaga.

Menurutnya, kondisi tersebut yang menyulitkan untuk tahu pasti berapa angka inflasi yang tepat. Padahal, angka tersebut sangat penting dalam mencari solusi dan kebijakan yang akan dilakukan pemerintah.

"Data BPS dan Kementan sering tidak sinkron. Kalau data sudah salah, kebijakannya pasti salah," kata dia di Jakarta, Rabu (21/10).

Untuk itu, ia mengharapkan, pembenahan dapat dimulai dengan memperbaiki data, agar inflasi sektor ini dapat turun.

"Kalau produksi ada tapi harga naik terus, pasti ada yang enggak nyambung. Ini data masih kacau balau menurut saya," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement